Chronically Online: Asyik di Dunia Maya, Lupa di Dunia Nyata

Oleh: Siska Juliana

 

 

LenSa MediaNews__Pada pagi hari, Ahad, 19 Mei 2024, Komunitas Smart With Islam mengadakan kajian yang bertema “Chronically Online: Asyik di Dunia Maya, Lupa di Dunia Nyata.” Acara yang diselenggarakan di Masjid At-Taqwa, Cibuntu, Kota Bandung, Jawa Barat ini dihadiri oleh puluhan peserta pelajar dan mahasiswa.

 

 

Kajian diawali dengan pembukaan ayat suci Al-Qur’an. Sebelum pemaparan materi, para peserta diajak untuk bermain games. Tujuannya agar peserta fokus dan menambah semangat saat menyimak materi. Sebagai pengantar materi, ada pemutaran video untuk menambah pemahaman peserta.

 

 

Acara selanjutnya adalah pemaparan materi yang disampaikan oleh Teh Penti. Ia menyampaikan fakta jika masyarakat Indonesia rata-rata menghabiskan waktu lebih dari 7 jam sehari untuk berselancar di dunia maya.

 

 

Akibatnya generasi Y dan Z mengidap chronically online, yaitu sebutan bagi orang-orang yang pikirannya terdistorsi/keliru karena tidak pernah lepas dari layar ponsel. Disebut kronis karena ada perasaan harus terlibat dalam setiap pembicaraan di internet.

 

 

Ia juga mengungkapkan ciri-ciri kondisi kronis online. Seperti mudah sekali memulai debat ketika muncul postingan yang dianggap problematik, serta suka memposting every singlething di medsos.

 

 

Teh Penti menjelaskan penyebab kronis online adalah mindset sekularisme (memisahkan agama dari kehidupan), sehingga melahirkan asas kebebasan. Hidup hanya untuk mencari uang, kesenangan, dan kepuasan. Tidak ada batasan salah dan benar, selama itu mendatangkan manfaat, maka dijalankan sesuka hati.

 

 

Hal ini diperparah dengan adanya dukungan dari negara. Negara memfasilitasi setiap konten, selama menghasilkan cuan. Konten yang tidak mendidik seperti gaya hidup liberal, hedonisme, flexing, berseliweran di dunia maya.

 

 

Maka bagi seorang muslim harus memiliki mindset Islam. Setiap perbuatan terikat oleh hukum syara, menyadari tujuan hidup di dunia adalah untuk beribadah, dan memahami segala perbuatan di dunia akan dihisab.

 

 

Teh Penti mengatakan hukum penggunaan internet adalah mubah. Hanya saja tidak boleh melalaikan kewajiban kita sebagai seorang muslim.

 

 

Solusi untuk memperbaiki chronically online yaitu menyibukkan diri dengan menambah ilmu, memperbanyak kegiatan offline, unfollow akun-akun yang tidak bermanfaat, dan perbanyak circle pertemanan yang membawa kebaikan.

 

 

Setelah pemaparan materi selesai, ada sesi tanya jawab. Para peserta antusias bertanya mengenai materi yang telah disampaikan.

Acara dilanjutkan dengan games. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk kegiatan tersebut. Peserta merasa senang saat bermain games.

 

 

Lalu dilanjutkan dengan pembagian doorprize bagi peserta yang bertanya, menjawab pertanyaan dari pemateri, serta peserta yang datang paling awal.

Akhirnya tiba di penghujung acara. Acara ditutup dengan berdoa, foto bersama, dan bermusafahah.

Please follow and like us:

Tentang Penulis