Pede Tingkat Dewa, No Baper
Oleh: Yuyun Suminah
(Komunitas Remaja Smart With Islam Karawang)
LenSa MediaNews__Hai gais, kamu yang bergelar remaja? Kayanya di kamus kita tidak ada istilah tidak pede, ya kan? Apa justru sebaliknya remaja itu gampang kena virus kurang pede? Tenang-tenang kamu yang masih belum bisa pede lanjutin bacanya, yang sudah bisa pede naikin levelnya supaya pedenya mencapai tingkat dewa. Are you ready? Les’t go!
Pede alias percaya diri penting banget dimiliki semua orang termasuk remaja, karena sikap pede inilah kita bisa melakukan apapun. Contohnya para pedagang yang menawarkan prodaknya langsung menemui calon pembelinya, kira-kira mereka yakin tidak dengan kepercayaan dirinya? Kalau tidak pede mana berani mereka menawarkan produknya. Betul?
Sikap percaya diri menjadi pijakan pertama bagi tumbuhnya keinginan dan majunya seseorang. Sikap percaya diri ini bisa dimanfaatkan dengan dua keadaan:
1. Pede dalam keburukan
Ketika mau melakukan keburukan atau kemaksiatan jangan salah pelakunya harus pede dulu. Lihat saja faktanya remaja yang berani tawuran bawa senjata tajam, yang membully, mencuri dan kenalakan lainnya kalau mereka tidak pede mana berani mereka, melakukan aksinya, yang ada ciut sebelum berperang.
Laki-laki yang mau nembak cewek supaya mau jadi pacarnya, pasti punya sikap pede, bahkan yang mau menipu pun dengan pedenya bersilat lidah menawarkan keuntungan padahal mau menipu.
Aksi tersebut kalau tidak pede tidak akan terjadi. Berarti sikap pede ini jika tidak dikelola dan diarahkan kepada kebaikan, gawat!
2. Pede dalam kebaikan
Yang mengajak ke jalan maksiat saja mereka pede luar biasa, masa kita yang mengajak ke jalan kebaikan tidak pede. Justru kita harus semakin pede dan yakin. Apalagi yang meminta kita melakukan itu langsung dari Allah jadi kita harus pede tingkat dewa.
Mana mungkin orang mau nerima ajakan kita kalau kita sendirinya tidak pede dengan apa yang kita bawa, yaitu Islam. Maka penting banget kita remaja muslim memiliki pede tingkat dewa ini. Karena kita yakin yang kita bawa dan tawarkan kepada temen kita kebaikan.
Supaya kita memiliki pede tingkat dewa ada yang perlu kita lakukan supaya orang yang kita ajak ke jalan kebaikan mau mengikutinya. Yaitu kita harus belajar lagi, ketika kita tidak pede dengan agama kita sendiri tanda kita harus belajar lagi dengan cara hadir di setiap kajian Islam, memahaminya dan diterapkan dalam kehidupan.
Makin bertambah pede ketika mengetahui bahwa menyampaikan dan mengajak kepada kebaikan (dakwah) itu kewajiban setiap muslim termasuk para remaja. Punya ilmu secuil kuku jika itu kebaikan jangan ragu untuk menyampaikannya.
Rasulullah bersabda, “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat.…” (HR Bukhari)
Jangan takut salah ketika menyampaikan dan mengajak kepada kebaikan jika kita punya landasan dalil dari Al-Qur’an dan Hadis. Kalau begitu, tidak ada alasan bagi kita kaum remaja untuk tidak percaya diri. Ok!
Misalnya menyampaikan dan mengajak temen kita yang perempuan tuk menutup aurat, kita tidak usah ragu, toh itu semua tertulis di Al-Qur’an. Boleh cek perintah menutup aurat di surat An-Nur ayat 31 di Al-Ahzab ayat 59.
Jika kita terus mengkaji Islam dan inyaallah bertambah juga pengetahuan agama kita bismilah pede tingkat dewa pasti dimiliki. Bila perlu kita mempelajari ilmu public speaking, supaya tambah percaya diri.
Jika sikap Pede tingkat dewa sudah dimiliki, sudah saatnya kita mengajak orang lain dalam kebaikan. Cuman dalam proses mengajak itu sudah pasti ada yang namamya penolakan atau diterima. Sudan sunatullahnya seperti itu. Maka sikap kita no baper.
Sikap pede dan tidak baper sebelas dua belas yang harus dimiliki setiap orang. Bisa jadi berabe urusan kalau seorang pedagang baperan karena ditolak prodaknya sama calon pembelinya.
Termasuk juga ketika kita mengajak orang lain adakalanya mengalami penolakan jadi tidak usah kecewa. No baper. Karena tugas kita hanya mengajak saja, mengajak lagi dan lagi. Tetep semangat jangan kasih kendor!. Lagian kita pun tidak diberi kuasa oleh Allah untuk memaksa.
Firman Allah Taala, “Sesungguhnya engkau tidak dapat menunjuki orang yang engkau cintai, tetapi Allahlah yang menunjuki siapa yang ia kehendaki.” (QS Al-Qashash: 56)
Tugas kita akan gugur ketika sudah berusaha mengajak dan menyampaikan ajaran Islam, hal ini sesuai yang dilakukan oleh para Nabi dan RasulNya. FirmanNya “Sesungguhnya tugasmu (Muhammad) hanyalah menyampaikan.” (QS Ar-Ra’du: 40)
Realita di atas ketika mau mengajak ke jalan kebaikan persoalannya bukan diterima atau ditolak. Kita di hadapan Allah tetep dinilai telah melakukan amal saleh walaupun ditolak mentah-mentah. Tapi jika diterima ajakan kita senengnya bukan main. Dan jangan lupa ajakan kita diterima itu semata-mata atas pertolongan Allah.
Tidak lupa berdo’a kepada Allah “Ya Allah, lapangkanlah untukku dadaku, mudahkanlah urusanku dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku supaya mereka mengerti perkataanku.” (QS Thaha: 25—28)
So, kita harus kencengin ikat pinggang dan pede tingkat dewa bahwa yang kita sampaikan adalah kebaikan dan no baper jika kita mengalami penolakan. Wallahu’alam.