Resolusi 2024 Ganti Tahun Harus Semakin Peduli, Aasiap!

Oleh: Yuyun Suminah
(Komunitas Remaja Smart With Islam Karawang)

 

LenSa MediaNews__Alhamdulilah gais sudah di awal tahun 2024, yang sudah membuat resolusi baru sudah mulai dijalankan belum nih? Atau baru mau menuliskan dan memulainya? Tenang, yang baru mau memulainya tidak ada kata terlambat, yuk tuliskan dan mulai. Bismillah

 

 

Bagi sebagian orang tahun baru menjadi tahun yang dinantikan, betul kan? tujuannya untuk memperbaiki semuanya agar lebih baik, mulai dari memperbaiki diri sendiri, karier atau bisnis, pingin punya ini punya itu dan lainnya.

 

 

Namun, belum tentu bagi sebagian orang lain juga bisa melakukan perbaikan atau perubahan seperti itu. Mungkin tahun baru akan sama saja dengan tahun sebelumnya bahkan malah memperpanjang penderitaan. Sedih!

 

 

Momen perayaan pergantian tahun baru setiap tahunnya sering dirayakan oleh masyarakat seluruh dunia termasuk di Indonesia. Sebagian masyarakat menikmati semaraknya pergantian tahun baru tersebut, hingar bingar suara kembang api, bersorak penuh kebahagiaan.

 

 

Namun sayang seribu sayang, umat hanya disibukkan dengan gemerlapnya perayaan tahun baru tanpa makna, yang seharusnya umat paham bahwa pergantian tahun baru harus jadi momentun membawa perubahan.

Perubahan bukan hanya untuk diri sendiri namun bagi orang lain juga, peduli dengan keadaan orang lain.

 

 

Bayangin deh di saat kita bisa menikmati pergantian tahun baru di sisi lain ada saudara kita yang sedang berjuang antara hidup dan mati, kehilangan orang tua, saudara, rumah, sekolah, teman dan fasilitas umum lainnya.

 

 

Saudara kita di Palestina misalnya, mereka masih menyaksikan bom meletus di langit-langitnya, hanya menjadikan mereka lebih menderita, lebih banyak yang kehilangan orang-orang yang dicintainya dan lebih banyak lagi korban meninggal.

 

 

Terasa nggak sih, saat ini semangat umat mulai pudar, aksi boikot mulai kendur, berita-berita tentang Palestina mulai berkurang dan mungkin akan tenggelam. Dengan bersamaan saudara muslim Rohingya yang mengungsi meminta perlindungan ke Aceh pun mendapatkan perlakuan pengusiran oleh ratusan mahasiswa.

 

 

Apakah ini pertanda umat mulai lupa akan ikatan akidah Islam, bahwa saudara semuslim bagaikan satu tubuh.
Rasulullah saw. bersabda yang artinya: “Perumpamaan sesama kaum mukminin dalam menjaga hubungan kasih sayang dan kebersamaan seperti satu tubuh, jika satu anggota merasakan sakit, maka akan membuat seluruh tubuhnya terjaga dan merasakan demam.” (HR Muslim) 

 

 

Pesan Rasullulah tersebut saat ini belum bisa diamalkan dengan sempurna karena terhalang oleh ikatan nasionalisme. Sebuah ikatan yang menganggap masalah bangsa lain bukan urusan kita. Penderitaan bangsa lain jadi urusan bangsanya sendiri. Memang seperti itu ikatan nasioalisme akan memupus ukhuwah.

 

 

Seharusnya umat menyadari bahwa umat Islam adalah satu tubuh walaupun nun jauh di sana, beda negara, bahasa, warna kulit dan lainnya. Selama dia muslim, dia saudara kita.
Kalau sudah seperti itu, umat akan melakukan pembelaan, pertolongan dan tindakan yang nyata. “Merasa derita loe derita gue juga, urusan loe urusan gue juga”.

 

 

Lantas, bagaimana kita bisa mengamalkan hadis tersebut dengan sempurna? Tahu nggak sih gais, dalam agama Islam yang aturannya lahir dari Sang Pencipta, ada sebuah sistem, yaitu sistem Islam yang akan menjaga dan melindungi bahkan menyatukan bangsa-bangsa dengan satu komando pemimpin. Keren!

 

 

Karena sistem Islam memiliki seorang pemimpin yang mampu mengondisikan dan mewujudkan serta mengamalkan perintah hadis tersebut. Di antaranya, terus care dengan melanjutkan aksi boikot, aksi turun ke jalan, berdoa, aksi julid jempol kita di medsos, update terus berita tentang Palestina dan Rohingya.

Rasulullah pun berpesan dengan tegas lewat sabdanya yang artinya: “Imam (pemimpin) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR Al-Bukhari)

 

 

Itu semua membuktikan bahwa Islam mampu menumbuhkan rasa saling merasakan penderitaan saudaranya ketika sedang dijajah, dizalimi oleh penguasanya. Semua itu tidak lepas dari seorang pemimpin yang mampu menjalankan amanahnya dalam kepengurusan rakyatnya.

 

 

Maka sudah saatnya Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim terbesar di dunia untuk semakin care, lakukan apapun yang bisa kita lakukan. So, resolusi 2024 harus semakin care. Siap? Aasiap. Wallahu’alam.

 

Please follow and like us:

Tentang Penulis