Tiga Faktor Demokrasi Bikin Patah Hati. Kudu Ditolak, Titik!
Oleh: Yuyun Suminah, A. Md
(Seorang Guru dan pegiat Literasi)
LenSa MediaNews__Demokrasi, udah nggak asing kan dengan kalimat tersebut, apalagi di Indonesia viral bak artis ternama. Di berbagai belahan dunia pun tak jauh berbeda.
Demokrasi menurut KBBI sendiri adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantaraan wakilnya yang terpilih. Pengertian demokrasi adalah pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat.
Simpelnya demokrasi itu atas kesepakatan suara manyoritas atau suara terbanyak walaupun suara terbanyak tersebut melanggar syariat. Jika melihat sejarahnya demokrasi merupakan sistem politik yang lahir di Eropa pada abad pertengahan (abad XV) sebagai solusi atas kediktatoran Raja (Eropa) terhadap rakyat yang mengatasnamakan agama (gereja).
Sob, tau nggak kalau penerapan demokrasi itu hukum yang berlaku sesuai kemauan para wakil rakyat. Kok bisa sih? Apa sih yang nggak bisa didemokrasi. Katanya wakil rakyat tapi kemauan rakyat nggak diturutin, pendapat rakyat nggak didengar. Seperti itulah fakta demokrasi.
Semua kebijakannya disesuaikan dengan kemauan minoritas rakyat. Coba lihat fakta ketika BBM mengalami kenaikan, kebutuhan pokok apalagi di momen akhir tahun, lebaran, momen-momen besar, semuanya pada naik daun dan lainnya ikut merambat naik pula.
Rakyat berkoar-koar menolak kebijakan tersebut tapi para wakil rakyat tetap kekeh dengan pendapatnya. Belum lagi biaya pendidikan mahal, biaya kesehatan tak kalah sama dengan lainnya. Bikin patah hati pokoknya.
Kenapa sih demokrasi kaya gitu banget, sakitnya tuh di sini (sambil nunjuk dada). Ada 3 faktor kenapa demokrasi bikin patah hati yang wajib kita tahu dan wajib kita tolak, titik.
1. Hukum Buatan Manusia
Hukum yang ada di sistem demokrasi yaitu hukum buatan manusia karena buatan manusia banyak yang tidak sesuai kemauan Sang Pencipta. Namanya makhluk banyak keterbatasan dalam banyak hal. Terbatas dalam segi akal, fisik, kemampuan dan lainnya.
Bisa kita cek dan ricek saja produk-produk turunan demokrasi seperti misalkan dibolehkannya beredar miras bahkan di beberapa daerah miras itu boleh diperjualbelikan bagi yang sudah punya izin. Padahal miras itu bisa merusak otak, fisik bahkan induknya kemaksiatan.
“… Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah …” (QS Al-An’aam [6]: 57), di Al-Qur’an udah tegas banget kalau yang berhak menetapkan hukum yaitu Sang Pencipta, yaitu Allah SWT karena Dia Sang Maha Tahu apa yang terbaik tuk manusia.
2. Faham Kebebasan
Demokrasi ini mempunyai paham liberalisme (bebas) mendorong orang-orang yang di dalamnya bebas untuk melakukan apapun sesuka dia. Kita cek di sistem pergaulannya yang menjunjung tinggi kebebasan, coba tengok anak-anak remaja zaman now pergaulannya bebas abis mereka nggak takut yang namanya dosa dan enggak ada rasa malu.
Aktivitas pacaran bak jamur di musim hujan, para pelakunya udah ilang urat malunya, mengganggap itu urusan mereka. Padahal Allah udah ingetin kita dengan tegas di surat Al-Isra ayat 32 yang mengharamkan mendekati zina.
Tak hanya seks bebas, bebas berekpresi seperti berbicara, berpakaian dan lainnya menganggap itu semua sesuatu yang tidak merugikan orang lain. So, yang penting nggak bikin orang rugi begitu pendapat mereka.
3. Memisahkan Peran Agama
Demokrasi lahir dari akidah sekuler (memisahkan peran agama dari kehidupan) di satu sisi tidak mengingkari keberadaan agama, tapi anehnya ketika di kehidupan ogah diatur oleh agama.
Hanya mencukupkan peran agama sebatas ibadah saja seperti salat, puasa, zakat dan lainnya. Intinya perkara agama hanya boleh diomongin di masjid dan di kajian-kajian. Maka wajar para punggawa kekuasaan membuat hukum sendiri tuk pengatur kehidupannya.
Fakta di atas wajib kita jadikan alasan untuk menolak demokrasi titik dan segera hengkang dari negeri kita tercinta Indonesia. Yuk, kita kembalikan lagi hukum-hukum kehidupan dengan hukum-hukum Islam.
Karena Islam adalah agama rahmatan lil’alamin, agama yang membawa kebaikan, atau rahmat. Tak hanya kepada manusia muslim dan nonmuslim bahkan tumbuhan, hewan, pokoknya seluruh alam plus penghuninya.
Agama yang tidak hanya mengurusi perihal ibadah saja tapi juga mengurusi banyak hal seperti pendidikan, ekonomi, pergaulan, bernegara dari hal yang terkecil sampai yang terbesar dari hal yang sepele sampai yang bertele-tele.
Pokoknya Islam ok punya, keren, lengkap, komplit dan aturan yang ada di dalam sistem Islam itu untuk kebaikan manusia juga. Karena Allah Maha Tahu. Dialah yang menciptakan manusia. So, wajib menghindari demokrasi karena hukumnya buatan manusia, melahirkan paham kebebasan dan memisahkan peran agama dari kehidupan. Fix ya demokrasi udah jelas bikin patah hati titik, wallahua’lam.