Lensa Media News, Surat Pembaca- Masalah Palestina hingga detik ini belum usai lantaran entitas Yahudi Zionis masih saja melakukan penjajahan dan pendudukan atas bumi Palestina. Agresi mereka makin membabi buta ke Jalur Gaza sebagai imbas atas aksi Hamas pada 7 Oktober lalu. Hal tersebut memicu reaksi milisi pendukung Palestina di Timur Tengah untuk ikut melancarkan tindakan balasan. Setidaknya ada tiga milisi, yaitu milisi Jihad Islam di jalur Gaza, Houthi di Yaman, dan Hizbullah di Libanon.

Jihad Islam mengaku ikut menggempur Israel pada 7 Oktober lalu bersama Hamas dan sampai hari ini masih turut membantu Hamas demi kemenangan Palestina. Hizbullah menyatakan bahwa pihaknya turut melakukan aksi pada 8 Oktober 2023 dengan menargetkan 3 lokasi pendudukan Zionis di wilayah Peternakan Sheeba Lebanon.

Sementara itu, Houthi melancarkan serangan ke Israel dengan drone pada Selasa (31/10).
Apa yang dilakukan tiga milisi tersebut dalam mendukung Palestina sebenarnya sudah benar, yakni melakukan aktivitas jihad bersama Hamas untuk mengusir penjajah. Aktivitas jihad pada dasarnya adalah kewajiban kaum muslim di seluruh dunia. Hanya saja nasionalisme dan nation-state menghalangi pergerakan pasukan dari negeri-negeri Islam hingga berimbas pada upaya membela Palestina dilakukan dengan kecaman semata.

Realita perang Israel vs Palestina adalah perang antara negara Israel melawan Hamas, bukan perang negara melawan negara. Terlebih lagi Israel mendapat dukungan global dari AS dan Eropa. Oleh karena itu untuk menghadapi hal tersebut perlu adanya kekuatan politik global, memobilisasi jihad besar, dan mempersatukan semua potensi dalam satu kepemimpinan.

Jika menilik respon umat muslim sedunia atas kejadian ini, maka didapati bahwa muslim sadar akan kewajibannya membela Palestina. Pembelaan tersebut diwujudkan oleh muslim di berbagai belahan dunia dalam aksi Free Palestine, aksi boikot produk Israel, serta penggalangan dana bantuan untuk Palestina. Umat Islam ibarat satu tubuh, sehingga satu keharusan membela Palestina yang teraniaya. Selain itu, negara seharusnya berperan lebih nyata untuk mengikuti langkah milisi. Islam menjadikan pembelaan adalah satu kewajiban yang harus dipenuhi sesama muslim dan negeri muslim, terlebih ketika musuh bertindak di luar batas kemanusiaan dan menghilangkan nyawa kaum muslim. Negara Islam akan mewujudkan pembelaan terbaik terhadap wilayah yang dirampas penjajah.

Fina Siliyya

[LM, Hw]

Please follow and like us:

Tentang Penulis