Bebaskan Palestina dari Penjajahan Israel!

Oleh: Puspita Ningtiyas
(Aktivis Muslimah )

Lensamedianews.com, Opini- Konflik berdarah masih terus terjadi di jalur Gaza. Mengutip Al-Jazeera, kematian di Gaza mencapai 4.137 orang, dimana 1.524 adalah anak-anak, 1.000 wanita, termasuk 11 jurnalis. Konflik Palestina Israel ini terus berulang sepanjang kurun waktu lebih dari 100 tahun terakhir. Apa sebenarnya yang terjadi di sana?

Penjajahan Israel atas Palestina

Mencari akar masalah tentu tidak bisa sekadar melihat serangan balas dendam Israel akibat provokasi serangan dari militan Hamas. Jauh sebelum Israel merebut dan mendudukinya, Palestina telah menjadi milik kaum muslimin melalui perjanjian damai antara Amirul Mukminin Umar Bin Khaththab dengan pendeta tertinggi Palestina (Yerussalem).

Mengutip dari buku berjudul Pembebasan Islam karya Abdul Aziz As-Shinnawy, perkataan pendeta Sophronius di Palestina kepada Sahabat Abu Ubaidah Al-Jarrah pada saat itu, “Dinyatakan di dalam kitab kami, bahwa orang yang akan menaklukan kota Yerussalem ini adalah seorang sahabat Muhammad yang bernama ‘Umar, atau dikenal dengan sebutan Al-Faruq, yaitu orang yang mampu membedakan yang haq dan yang bathil. Dia dikenal sebagai orang yang tegas, yang tidak pernah takut menyalahkan orang lain dalam perkara-perkara yang berkaitan dengan Allah. Namun kami tidak melihat orang dengan sifat-sifat tersebut ada di antara kalian” ucap pendeta itu.

Dan benar saja, sesampainya Amirul Mukminin di Palestina, pendeta Sophronius langsung mengenali sosok khalifah, kemudian menyepakati perjanjian menyerahkan urusan Yerussalem pada saat itu kepada naungan Islam. Sejak saat itu, secara sah Palestina menjadi tanah milik kaum muslimin. Siapa saja yang datang setelahnya, hendak merebut Palestina dari kaum muslimin, maka mereka adalah penjajah!

Karena itulah banyak umat manusia berbagai bangsa menyerukan penghentian perang dan mengecam Israel. Namun mirisnya kaum muslim banyak yang tidak memahami hakikat akar persoalannya, bukan sekadar penjarahan kemanusiaan tapi penjajahan Israel atas muslimin Palestina. Dan lebih miris lagi, negeri-negeri Muslim hanya mengecam, padahal yang mendesak dibutuhkan adalah mengirimkan pasukannya untuk membebaskan muslim Palestina dari kebengisan Yahudi.

Bebaskan Palestina dengan Jihad dan Khilafah

Persoalan Palestina memang sudah berlarut lebih dari 100 tahun, menggambarkan betapa persoalan ini sangat rumit, apalagi ternyata melibatkan negara-negara besar di dunia seperti Amerika dan negara-negara di Eropa yang membantu persenjataan pasukan Israel.

Namun bukan berarti tidak ada solusi. Memang solusi tuntas membutuhkan kekuatan yang besar. Negara level nation tidak akan mampu lebih dari yang dilakukan sekarang. Kekuatan besar itu setidaknya selevel pasukan Abu Ubaidah Al-Jarrah dan Khalifah Umar Bin Khaththab untuk menaklukan Palestina saat itu. Dan hal itu hanya akan terwujud melalui tegaknya Khilafah sebagai negara super power global yang telah dirintis oleh Baginda Nabi dan diteruskan oleh para sahabat hingga mencapai 2/3 dunia kekuasaannya.

Kelak akan muncul kembali Khilafah kedua-yang ber-manhaj pada metode kenabian.

“…Kemudian akan ada Khilafah ‘Ala Minhaj Nubuwah yang kedua…” (HR Ahmad).

Khilafah tidak akan membiarkan sejengkal tanah pun milik kaum muslimin direbut oleh Yahudi. Khilafah akan menjaga kepemilikan muslimin sekaligus menjaga nyawa, harkat, dan martabat kaum muslimin di depan orang-orang kafir. Tidak ada kompromi kecuali mereka mau tunduk di bawah naungan Islam. Mereka melaksanakan kewajiban sebagai kafir dzimmi (kafir yang hidup dibawah naungan Islam) dengan membayar jizyah dan juga menerima hak sebagai warga negara sebagaimana warga negara muslim.

Khilafah akan  berlaku adil karena motivasi ruhiyah penegakan dan penerapan Khilafah Islamiyah tidak akan membiarkan khalifah bersikap zalim. Tinta emas sejarah justru menuliskan sejuta prestasi dan keadilan Khilafah terhadap orang-orang Yahudi pada masanya. Maka tidak ada alasan untuk membenci penerapan Khilafah, kecuali karena kebencian orang-orang Yahudi yang telah menggurat daging sejak dulu hingga sekarang yang tidak ada obatnya.

Maka pemimpin negeri-negeri muslim tidak boleh latah dan ikut menyudutkan muslimin Palestina, bahkan mengatakan muslimlah yang menjadi biang keroknya. Dulu tanah Nusantara dijajah oleh Belanda, dunia memberitakan bahwa Belanda saat itu mendapatkan perlawanan dari muslim fanatik, padahal pejuang muslim hanya hendak membebaskan tanahnya dari penjajahan Belanda! Bukankah yang terjadi sekarang adalah narasi sejarah yang mirip dan berulang? Walaupun jauh di sana, bukankah kaum muslimin itu bersaudara?

Umat harus terus dipahamkan hakikat konflik dan solusi tuntasnya permasalahan ini, serta senantiasa didorong untuk menyuarakan pembelaan dan solusi tuntas berupa jihad dan penegakan Khilafah. Wallahu a’lam bishshawab. [LM/Ah]
Please follow and like us:

Tentang Penulis