Angan-angan Penghapusan Kemiskinan Ekstrim, Nol Persen Di 2024!
Angan-angan Penghapusan Kemiskinan Ekstrim, Nol Persen Di 2024!
Oleh : Dewi Wisata
LenSaMediaNews.com – Kemiskinan di Indonesia semakin meningkat. Kondisi ini semakin diperparah dengan minimnya ketersediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Namun Presiden Joko Widodo optimis dan yakin mampu menghapus kemiskinan ekstrem 0% di Indonesia pada tahun 2024 mendatang. Strategi dan beberapa target sudah dirancang Presiden Jokowi dalam mengatasi permasalah tersebut. Pendataan untuk masyarakat yang masuk dalam kategori miskin mulai disiapkan oleh pemerintah.
Melihat kondisi saat ini, sungguh itu hal yang mustahil dapat diwujudkan. Mengingat dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat saja, hampir semua harga bahan pokok melonjak naik. Hal ini jelas membuat masyarakat semakin terjun ke dalam jurang kemiskinan. Di sisi lain, sulitnya akses pendidikan dan kesehatan pun masih menjadi faktor masalah di tengah-tengah masyarakat.
Lebih mirisnya lagi, Indonesia saat ini masih bergantung dengan sistem kapitalis yang berbasis ribawi. Sehingga hal ini membuat negara terjerat dengan utang riba dari lembaga-lembaga internasional. Salah satunya dari Bank Dunia, kas negara terkuras habis hanya untuk membayar cicilan bunga utang.
Selain itu, aset sumber daya alam yang dimiliki pun terampas sebagai kompensasi untuk pembayaran utang. Maka, penghapusan kemiskinan ekstrim 0% di 2024 itu dianggap masyarakat hanyalah angan-angan. Oleh karena banyaknya fakta hanya mampu berjanji tetapi minim bukti.
Sejatinya, menyelesaikan masalah kemiskinan secara tuntas hanya dapat terwujud melalui institusi Islam (Khilafah). Oleh karenanya, satu-satunya solusi adalah kembali pada sistem Islam yang mampu untuk mengakhiri kemiskinan yang terjadi. Islam tak hanya melarang aktivitas riba, tapi juga bertanggung jawab memenuhi kebutuhan pokok massal, yakni pendidikan, kesehatan, dan keamanan, sehingga pendapatan per keluarga bisa teralokasikan ke kebutuhan individu. Dalam kondisi tertentu, khilafah juga memberi nafkah kepada individu rakyatnya dan tidak mewajibkan perempuan untuk bekerja, serta mengelola SDA secara adil.
Negara akan mengatur dengan baik kepemilikan umum, negara, dan individu, sehingga tidak menimbulkan kemudaratan bagi rakyat dan negara. Begitupun sistem keuangannya, negara menggunakan baitul mal dengan pos pendapatan yang beragam tanpa pajak dan utang. Penggunaan sistem moneternya berbasis emas dan perak, sehingga angka inflasinya mencapai 0%. Dengan begitu, tentu Khilafah bisa dikatakan, “tak ada lawan”. Sementara demokrasi kapitalistik masih sebatas slogan dan angan-angan dalam menuntaskan kemiskinan.
Wallahua’lam bishowwab.