Ganti Sistem Demi Perubahan Revolusioner
Oleh: Fatimah Nafis
LensaMediaNews__Meski telah usai, namun kesan yang muncul setelah perhelatan SEA Games Kamboja 2023 masih menyisakan duka. Bagaimana tidak, di saat rakyat sedang sibuk berpikir menyelesaikan masalah kemiskinan dan kelaparan, pemerintah RI tak segan menggelontorkan dana sebesar Rp852,2 miliar untuk even olah raga ini yang diambil dari APBN. Dana ini digunakan untuk pembinaan atlet hingga pemberian bonus bagi peraih medali. (CNN Indonesia).
Menteri keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa APBN #UangKita akan terus hadir untuk mendukung sektor olahraga Indonesia, terlebih dalam SEA Games ke 23 kali ini Indonesia bisa menjadi juara umum di beberapa cabang olah raga , dan ini merupakan sarana mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.
Menaruh perhatian pada sektor olah raga tidaklah salah, namun apabila menggelontorkan dana ratusan miliar untuk sektor yang bukan darurat rasanya perlu dikaji ulang. Sementara persoalan negeri ini sudah sangat semerawut. Masalah kemiskinan ekstrim, gizi buruk, kerusakan infrastruktur umum bahkan utang yang sudah mencapai triliunan rupiah sudah sangat mengkhawatirkan. Sektor-sektor inilah yang seharusnya mendapat perhatian prioritas.
Begitulah kondisinya, dalam sistem sekuler kapitalisme olahraga diformat menjadi industri untuk mewujudkan popularitas dan ambisi duniawi sehingga abai terhadap masalah rakyat yang krusial. Tak peduli meski harus habis-habisan mengeluarkan biaya fantastis asalkan bisa membanggakan dan mengharumkan nama bangsa.
Perubahan tidak akan pernah terjadi selama yang digunakan oleh manusia adalah sistem kapitalisme sekuler. Pergantian pemimpin tak akan memberi dampak signifikan bagi terwujudnya kesejahteraan rakyat. Sumber daya alam akan terus dieksploitasi, penjajahan lewat utang luar negeri akan terus digencarkan, sehingga kemiskinan akan terus melanda. Maka solusinya satu-satunya adalah melepaskan diri dari jerat kapitalisme dan mengadopsi sistem Islam yang akan membebaskan manusia dari segala bentuk penjajahan.