Penembak MUI Mengaku Nabi, Bukan Masalah Remeh bagi Umat

Lensa Media News-Penembakan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) kini menjadi sorotan publik. Pasalnya, Mustofa NR (60 tahun) sebagai pelaku penembakan pernah mengumpulkan warga desa dalam rangka mendeklarasikan diri sebagai wakil nabi. Masalah seperti ini, bukanlah masalah yang dianggap remeh. Mengingat akan berdampak luar biasa di tengah-tengah umat khususnya Muslim.

 

Sebab, keberadaan orang yang mengklaim dirinya sebagai nabi palsu, membuat muslim yang kurang pemahaman agamanya akan tersesatkan dengan pemahaman yang menyimpang dari ajaran Islam. Bahkan, tidak hanya itu terkadang mereka meminta supaya pengikutnya mau mengorbankan jiwa, keluarga, bahkan harta benda selama menjalankan praktik ajaran sesatnya.

 

Namun, dampak menyesatkan ini, tidak dipedulikan oleh pemimpin sistem kapitalis sekuler saat ini. Ajaran sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan, membuat manusia tidak boleh menuding kesalahan beragama sebagai suatu kesesatan atas dasar toleransi. Ini jelas berbeda dengan Islam.

 

Untuk mengatasi hal ini, Islam melakukan beberapa langkah yaitu mengedukasi umat melalui pendidikan Islam, dengan memastikan umat mendapatkan akidah yang benar, serta akan melarang setiap propaganda yang menghina ajaran Islam berupa penyebaran pemikiran sesat yang dilakukan oleh individu atau kelompok.

 

Bagi pelaku akan didakwahi terlebih dahulu sebelum dapat sanksi tegas. Jika ia tidak mau kembali kepada Islam, ia akan mendapat sanksi sebagaimana orang murtad. Inilah aturan yang jelas lagi tegas, aturan seperti ini hanya terdapat dalam Islam. Mariyam Sundari [LM/ry]

Please follow and like us:

Tentang Penulis