SDA Berlimpah, Tapi Rakyat Hidup Susah
SDA Berlimpah, Tapi Rakyat Hidup Susah
Oleh : Wirda Ummu Afzan
(Anggota Ngaji Diksi Aceh)
LenSaMediaNews.com – Aceh dengan kekayaan alam yang terkandung di hutan, laut, dan di perut buminya adalah provinsi dengan penduduk termiskin ke-6 di Indonesia, dengan jumlah penduduk miskin 14,75 persen atau 818,470 jiwa. Dikutip Kompas.com, (26/01/2023).
Aceh yang memiliki SDA terbanyak dari beberapa provinsi Indonesia mulai dari migas, emas, dan tembaga. Namun sangat disayangkan tidak bisa dinikmati hasilnya oleh masyarakat sekitar. Melainkan hasilnya dinikmati oleh kapital yang meliberalisasi SDA tersebut. Begitupun dalam jaminan lowongan kerja, asing lah yang lebih diutamakan, sedang rakyat sendiri menjadi pengangguran.
Sebagaimana yang terjadi di PLTU Nagan Raya, berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nagan Raya, sebanyak 46 pekerja warga negara asing direkrut MPG, sementara hanya terdapat 7 tenaga kerja Lokal dari Kabupaten Nagan Raya. Dikutip Serambi news.com, (24/02/2023).
Sejatinya kebijakan harus memihak rakyat, hal ini berbeda sekali dengan sikap yang diberlakukan oleh perusahaan PLTU Nagan Raya. Lebih pro asing daripada memihak rakyat. Sampai-sampai kebijakan mengatur SDA dan ketenagakerjaannya pun harus mengikuti kebijakan dan keputusan asing.
“Ibarat mati di lumbung padi,” begitulah pribahasanya. Kekayaan alam berlimpah ruah di tanah sendiri, tapi umat malah dalam keadaan kelaparan. Inilah akibat berhukum dengan asas kapitalisme sekuler. Dalam ide ini, asas pengelolaan SDA cenderung menggunakan konsep kepemilikan individu atau swastanisasi terhadap sektor barang publik. Sehingga pihak kapital atau pemilik modal berhak menikmati keuntungan atas SDA umat.
Dalam Islam, pemanfaatan barang publik merupakan izin dari Asy-Srari‘ yakni Allah Swt kepada seluruh rakyat. Allah melarang benda-benda yang terkategori milik umum untuk dimiliki individu atau swasta. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, “Kaum muslim berserikat dalam tiga hal yakni air, padang rumput, dan api.”
Wallahu’alam bishshawab.