Perselingkuhan Meluber , Rapuhnya Ikatan Pernikahan Dalam Sistem Sekuler

Lensa Media News-Kasus perselingkuhan terus saja terjadi. Indonesia termasuk negara terbanyak kedua kasus perselingkuhan di Asia setelah Thailand yaitu 50 persen. Sedangkan Hasil survey yang dirilis oleh Justdating di Indonesia menunjukkan 40 persen laki-laki dan perempuan mengaku pernah selingkuh (Popmama, 17-2-2023).

Maraknya kasus perselingkuhan ini, jelas menunjukkan begitu rapuhnya ikatan pernikahan dalam bangunan keluarga. Walaupun, memang benar ada banyak penyebab. Namun, tidak dapat dipungkiri karena faktor ketertarikan secara fisik dalam mencari suatu kesenangan adalah hal yang paling dominan.

Hal ini dalam sistem kapitalis sekuler adalah suatu yang wajar terjadi. Dimana dalam sistem sekuler saat ini, kesenangan untuk memperoleh manfaat adalah asas dan tujuannya. Sehingga, apapun bisa terjadi hanya karena untuk memperoleh manfaat dan kesenangan fisik belaka. Tanpa melihat apakah perbuatannya itu melanggar syariat, merugikan orang lain atau tidak demi memperoleh tujuan utama.

Terlebih lagi, karena lemahnya keimanan selingkuh sering dianggap sebagai solusi dan jalan keluar dalam permasalahan keluarga. Apalagi ditambah dengan bebasnya media sosial, tata pergaulan, rusaknya sistem pendidikan yang dilandasi sekulerisme yang memudahkan jalannya perselingkuhan terjadi. Hal ini, jelas berbeda dalam aturan Islam.

Islam menjadikan pernikahan sebagai ibadah bahkan, mengikat suatu perjanjian di hadapan Allah Swt. Bukan semata-mata kesenangan tetapi, harus dijaga demi meraih kemuliaan.

Selain menjaga keutuhan pernikahan, negara Islam juga ikut andil dalam aturan yang diterapkan dengan berbagai aspek baik dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan dan lainnya. Saatnya kembali kepada aturan Islam yang jelas dengan meninggalkan aturan kufur yang sekuler. Maryam Sundari. [LM/ Emma/ry].

Please follow and like us:

Tentang Penulis