Jaminan Kesehatan, Ataukah Jaminan Kehancuran ?

Lensa Media News-Kesehatan adalah salah satu hak dasar setiap warga negara yang wajib dipenuhi oleh pemerintah. Artinya pemerintah menjadi pihak yang menjamin ketersediaan segala kebutuhan yang berkaitan dengan kesehatan. Salah satunya jaminan biaya kesehatan.

 

Baru-baru ini warga Kabupaten Bandung mengeluhkan tunggakan iuran BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), (Tribuntipikot.com, 17 Februari 2023). Warga mengeluh kepada anggota DPRD Kabupaten Bandung F-PKS, Tedi Surahman, bahwa mereka menunggak dikarenakan kondisi yang memaksa yaitu ketika wabah Covid-19 melanda. Mereka terpaksa dirumahkan dan iuran BPJS tetap harus berjalan. Maka dari mana mereka bisa membayar iuran jika pekerjaan saja tidak mereka miliki.

 

Inilah mirisnya sistem sekuler liberal yang mencengkram umat manusia saat ini. Hanya orang-orang tertentu yang bisa mendapatkan akses kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan, dan salah satu faktor juga fakta yang berbicara saat ini adalah uang. Benar, jika anda memiliki uang anda akan dilayani bak seorang raja, bila tidak, ya jangan harap. Selain dari itu fakta bahwa iuran yang harus dibayar pun memaksa. Padahal jaminan dari pemerintah harusnya gratis, kecuali jaminan dari pihak swasta. Inilah ironi hidup dalam sistem bobrok kapitalis sekuler. Tidak ada makan siang gratis, itulah punchline –nya.

 

Pemerintah memiliki segala instrumen yang bisa mengoptimalkan kepengurusan urusan umat. Berkaca pada sistem Islam, bagaimana bisa kesehatan itu gratis bahkan sampai ketika seorang pasien dinyatakan sembuh pun ia ingin kembali ke rumah sakit karena pelayanan maksimal yang ia dapatakan, dan itu fakta. Sumber daya yang dikelola pemerintah akan dikembalikan lagi ke umat itulah bentuk kas negara yang dimiliki negara Islam. Bukan dikelola untuk dijual lagi ke umat. Jadi, BPJS ini sebuah bentuk lepas tangan pemerintah dalam kepengurusan urusan umat. Maka hanya dengan sistem Islam saja, kepengurusan urasan umat bisa dijalankan dengan sebaik-baiknya. Wallahu’alam. Danis Nur, Bojongsoang. [LM/IF/ry]

Please follow and like us:

Tentang Penulis