Rusaknya Fitrah Manusia dalam Sekularisme

Oleh : Fitri Hasanah

 

Lensa Media News – Sebuah berita dari Jambi melaporkan bahwa seorang Wanita berisial NT (25 tahun) melecehkan 11 anak di Jambi. Ia memaksa anak-anak kecil mengintip sekaligus menyaksikan dirinya berhubungan badan dengan suaminya setelah beberapa kali meminta mereka menonton video porno. Ia pun meminta anak-anak ini memegang anggota privat tubuhnya dan pelaku juga kerap memegang bagian privat dari anak-anak laki-laki. Suami NT sendiri pun kaget mengetahui hal ini (kompas.com 4/2/2023).

Berita ini sangat mengejutkan. Pasalnya pelaku adalah perempuan yang justru seringkali dilabel sebagai korban. Namun kali ini ia menjadi pelaku dengan peristiwa yang begitu mengejutkan massa. Perempuan semestinya punya fitrah keibuan untuk melindungi anak-anak kecil. Tak bisa dibayangkan apa yang ada di benak NT ketika tak tanggung-tanggung, menjadikan 11 anak sebagai korbannya. Merenggut masa kanak-kanak mereka dengan kepuasan pribadi dilakukan dengan menghancurkan generasi. Padahal semestinya di tangannya lah anak-anak meskipun bukan anak kandungnya, bisa mendapatkan pengaruh baik untuk mereka bertumbuh dan mendapatkan nilai-nilai kebaikan.

Apa yang terjadi pada NT membuktikan betapa tingginya resiko yang dapat terjadi pada perempuan dalam sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Semua orang hanya memikirkan dirinya masing-masing dan berorientasi pada materi. Fitrah keibuan pun rusak dan terjadilah kejahatan seperti yang kita dengar ini. Perempuan yang selama ini dianggap selalu jadi korban nyatanya dapat juga menjadi pelaku dari perbuatan yang sangat keji. Pada system sekulerisme ini, jelas pelaku kejahatan maupun korban sudah tidak pandang gender lagi. Semuanya sama-sama bisa menjadi pelaku karena bobroknya sekulerisme sudah semakin mendarah daging. Dijauhkannya agama dari setiap pribadi menjadikan tumbuhnya insan-insan tak bermoral yang jauh ruhnya dari penciptanya.

Sudah masanya kita mencampakkan sistem yang tak sesuai dengan fitrah manusia ini. Kerusakan yang lahir jauh lebih berbahaya ketimbang hanya memikirkan keuntungan dari sisi kebebasan dan perekonomian semata. Tidak hanya merusak masa sekarang, namun juga menghancurkan masa depan. Bahkan bukan masa depan di dunia saja, namun juga masa depan di akhirat. Sudah semestinya umat menyadari untuk kembali menerapkan Islam dalam kehidupan. Islam memiliki aturan kehidupan yang sempurna dan menyeluruh untuk keselamatan di dunia maupun di akhirat. Sistem Islam akan mengondisikan agar fitrah setiap manusia dapat tumbuh sebagaimana mestinya. Dengan Islam, perempuan tumbuh dengan fitrah kasih sayang dan kelembutannya. Pun juga anak-anak terjaga dari marabahaya yang mengancamnya. Bahkan, bahaya-bahaya ini diharapkan tak mungkin terjadi karena setiap orang memahami bahwa semuanya akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Ketakwaan akan menjadi dasar yang dibangun bagi setiap manusia di dalamnya.

 

[LM/nr]

Please follow and like us:

Tentang Penulis