Oleh: Danis Nur, Bojongsoang

 

Sistem Khilafah adalah sebuah sistem yang meniscayakan kelanjutan kehidupan dengan pengaturan paling baik, pas, dan dapat diterima oleh akal juga hati. Dalam sistem ini setiap anak yang lahir akan mendapatkan hak-hak yang pasti utamanya tentang ilmu-ilmu baik berkaitan dengan dunia hingga akhirat. Ketika seorang anak mendapatkan pengajaran yang sahih sumbernya, maka ilmu yang didapat pun akan mendewasakan pola pikir dan pola sikapnya di luar standar umurnya sendiri.

 

Berkaca pada generasi saat ini, betapa rusaknya pola pikir dan pola sikap generasi ini. Pikiran mereka hanya terkungkung seputar duniawi. Bagaimana remaja saat ini sudah tidak beradab, terjerat narkoba, tenggelam dalam seks bebas, egoisme, individualisme, dan sebagainya. Langkah pemerintah dalam penanggulangan pun hanya sebatas pengangkatan duta. Seperti pengangkatan Duta GenRe di Kabupaten Bandung belakangan ini (Timesindonesia.co.id, 21 Desemer 2022).

 

Bila remaja hanya diberi motivasi, itu tidak akan bertahan lama di benak dan hati mereka. Ketika mereka mengalami kegagalan bisa jadi mereka akan berhenti untuk mencoba lagi. Dan langkah ini hanya buang-buang waktu, tenaga, pikiran, dan biaya. Demikianlah sistem sekuler bekerja. Hanya berputar-putar di tempat yang sama untuk mendapatkan keuntungan dari problem yang ada.

 

Berbeda dengan sistem Khilafah, remaja dalam sistem ini sudah pasti ketika menginjak kehidupan balighnya mereka sudah tahu persis ke mana arah kehidupan ini berjalan. Ini karena sejak 0-7 tahun mereka ditempa dengan Al Qur’an oleh ayah-ibunya. Maka ketika usia 7-14, yang mana adalah usia rata-rata anak mengalami pubertas, mereka sudah siap dan tahu apa cita-cita atau tujuan mereka ada di kehidupan ini, yaitu untuk melanjutkan kehidupan Islam dan menyebarkannya ke seluruh dunia. Wallahu’alam

 

 

Please follow and like us:

Tentang Penulis