Rice Cooker Gratis, untuk Jaminan atau untuk Beban Rakyat?
Oleh : Wiji Ummu Fayyadh
(Kebumen)
LenSaMediaNews.com – Sebelumnya pemerintah berencana membagi beberapa kompor listrik gratis, sedangkan saat ini yang akan digaungkan pemerintah yaitu pembagian rice cooker atau penanak nasi gratis sebanyak 680.000 buah, dengan anggaran 340 miliar.
Bagi-bagi rice cooker gratis tersebut, sangat didukung oleh komisi VII DPR, bahkan wakil ketua komisi VII DPR, Eddy Soeparno dari fraksi PAN, mendorong pemerintah untuk segera melakukan pemberian rice cooker atau penanak nasi gratis kepada masyarakat.
Berdasarkan data kementerian sosial, bahwa masyarakat yang akan di tunjuk untuk mendapat rice cooker gratis adalah masyarakat yang mempunyai daya listrik 450 VA dan 900 VA. Tetapi untuk distribusi rencananya akan dilakukan oleh kementerian ESDM.
Sedangkan menurut Pengamat ekonomi energi UGM, Fahmi Rodhi, beranggapan program pemerintah untuk bagi-bagi rice cooker itu tidak efektif dan mubazir. Menurut dugaannya, masyarakat yang akan mendapatkan manfaat dari program ini, kebanyakan sudah mempunyai rice cooker, sehingga duplikasi anggaran akan menjadi mubazir dan justru tidak bermanfaat.
Menurut Fahmi, pemerintah seharusnya mempertimbangkan dulu, sebelum melakukan program bagi-bagi rice cooker gratis. Seberapa banyak bisa menyerap tambahan listrik, seharusnya pemerintah mengadakan survei terlebih dahulu untuk memastikan bahwa nantinya tidak ada duplikasi. Jadi Ia ingin sebelum ada uji coba, kementrian UGM melakukan perhitungan yang lebih matang lagi. Jika tujuan dari program ini hanya untuk mengatasi over supply listrik, itu tidak signifikan dan kontribusinya kecil.
Fahmi mengatakan untuk penghematan elpiji tiga kilogram, dengan melakukan bagi-bagi rice cooker gratis berbeda dengan kompor listrik gratis. Sebab rice cooker hanya untuk menanak nasi, padahal memasak masih menggunakan elpiji tiga kilogram, maka dikatakan tidak signifikan dan tergolong mubazir. ( 3/12 )
Dilihat dari sudut pandang manapun, kebijakan dan program yang dilakukan oleh pemerintah dengan sistem kapitalisnya sangatlah tidak masuk akal dan tergolong tidak memberikan dampak positif yang signifikan dan hanya bersifat praktis. Program yang dibuat sering kali memberi keuntungan dan manfaat bagi para penguasa dan pengusaha besar. Seperti program yang akan dilaksanakan ini tentu akan memberi keuntungan nyata bagi para penjual rice cooker. Sebaliknya justru akan menambah beban dan kesengsaraan bagi masyarakat. Seperti program kompor listrik, mobil listrik, dan rice cooker listrik, meskipun diembel-embeli gratis tetapi cara penggunaannya butuh biaya lebih besar. Sehingga masyarakat bukannya terjamin malah justru menambah beban untuk biaya kebutuhannya.
Seharusnya masyarakat lebih melek dan lebih sadar akan kebobrokan dan kegagalan sistem kapitalis saat ini dalam menangani setiap problematika yang terjadi di masyarakat. Maka dari itu, agar setiap problematika yang terjadi di masyarakat terselesaikan dan terjamin kebutuhan hidupnya, maka sistem kapitalis yang bobrok ini harus diganti dengan sistem yang benar-benar sahih dengan aturan yang sahih pula yaitu sistem Islam.
Wallahu’alam bisshowab.