Proyek IKN, Melihat Ambisi dan Empati Pemerintah


Oleh: Nurintan Sri Utami

 

Proyek ambisius IKN terus bergulir dan masuk tahap promosi. Strategi promosinya adalah diberikannya hak lahan 180 tahun kepada investor. Hal tersebut dianggap sebagai strategi pemanis agar investor mau masuk ke IKN. Indonesia nyatanya melakukan strategi demikian karena mencontoh cara negara lain dalam mengembangkan investasinya (cnnindonesia.com, 2/12/2022). Investor asing yang sudah menjanjikan untuk masuk proyek IKN adalah Uni Emirat Arab, China, Korea Selatan, hingga negara Eropa.

 

Perlu dicermati, Insentif Hak Lahan yang sangat lama tersebut menunjukkan betapa tak mampunya negara untuk membiayai proyeknya sehingga harus melakukan promosi agar mendapat suntikan dana. Memperlihatkan bahwa pemerintah sangat ambisius atas proyek IKN walau dana yang dipunya masih kurang.

 

Padahal proyek ini bukanlah proyek yang mendesak untuk dilakukan. Apalagi mengingat rakyat tengah kesulitan pasca pandemi covid-19 dan musibah yang datang silih berganti. Pemerintah harusnya menunjukkan empatinya kepada rakyat dengan fokus mencari solusi tuntas untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat. Bukan hanya tambal sulam dengan bansos yang itu juga tidak menentu.

 

Namun hal tersebut menjadi wajar karena pemerintah menggunakan asas sekulerisme-kapitalis dalam melaksanakan semua kebijakan yang itu memang tidak fokus mengurusi rakyat, hanya mengatur. Bahkan di sistem kapitalisme, yang terpenting adalah pihak swasta diberi jalan seluas-luasnya untuk mendapat untung dari berbagai kebijakan pemerintah.

 

Jika dibandingkan, maka sungguh sangat berbeda dengan pemerintahan versi Islam. Pembangunan dalam Islam diorientasikan untuk kepentingan rakyat, bukan demi pencitraan pejabat, apalagi demi keuntungan swasta, baik dalam negeri maupun asing.

Please follow and like us:

Tentang Penulis