Impor Beras, Wajah Buruk Kapitalistik

Lensa Media News-Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, dalam rapat bersama komisi IV DPR, Rabu, 24 November 2022, menyampaikan rencana impor beras untuk menambah cadangan mereka. Rencana itu, langsung memicu pro-kontra, mengingat impor tersebut akan berdampak pada harga beras dan juga nasib petani.

Petani enggan menjual beras ke bulog karena harga beras melambung tinggi, sedangkan bulog ingin membeli beras dengan harga yang murah. Ini jelas sangat merugikan petani, dan menguntungkan pihak lain.

Masalah ini, menunjukkan kegagalan perencanaan, penyerapan beras cadangan, serta buruknya koordinasi dari berbagai pihak yang bersangkutan. Juga dipengaruhi pengelolaan pangan bersifat kapitalistik yang kini melekat dalam negeri ini. Sehingga, hanya memihak pada suatu golongan, bukan pada petani.

Beda halnya dalam Islam yang memiliki sistem pengelolaan pangan yang terbaik. Aturan Islam bersifat adil tidak berpihak pada golongan tertentu apalagi swasta. Islam akan menjamin ketersediaan cadangan pangan. Sehingga, mereka bisa berproduksi dengan optimal.

Jika kita mau berpikir, aturan Islam yang paripurna lebih baik dari aturan kapitalis. Tujuan Islam tidak lain adalah menyejahterakan rakyat, dalam bidang apapun termasuk pengelolaan pangan. Sedangkan kapitalis hanya untuk kepentingan, serta manfaat orang-orang tertentu saja. Namun, disisi lain akan ada banyak orang yang merasa dirugikan dan tidak dipedulikan. Sudah saatnya beralih pada aturan Islam dengan meninggalkan aturan kufur. Mariyam Sundari. [LM/ry]

Please follow and like us:

Tentang Penulis