SOLUSI TUNTAS DI NEGERI TERTINDAS

Oleh Royati

Ibu Rumah Tangga

Lensa Media News – Lagi lagi nasib warga Palestina terus saja didera kesusahan, dan dalam ancaman keselamatan. Persoalan Palestina tidak akan pernah terselesaikan dengan tuntas sampai saat ini. Karena belum ada kekuatan yang membelanya.

Sudah menjadi rahasia umum jika bangsa Israel selalu menyerang Palestina. Menurut laporan PBB, sampai tanggal 19 Oktober sudah lebih dari 500 serangan yang dilakukan Israel tahun ini. Mereka menyerang dengan segala cara, ada yang memukul, melempar batu, bom gas air mata, bahkan dengan senjata api. Serangan itu juga tidak hanya dilakukan oleh tentara Israel tetapi juga oleh pemukim Yahudi yang bengis. Tempat seperti jalan-jalan, mesjid bahkan sekolah menjadi sasarannya, seperti di Sekolah Menengah Anak Laki-Laki Huwwara pada 4 Oktober silam. (Al-Jazeera, 19/10/22)

Tidak hanya di dalam negeri, warga Palestina yang di luar negeri pun tidak luput dari incaran orang-orang Zionis. Beberapa waktu yang lalu, agen Mossad berhasil menyelundup ke negeri Jiran. Mereka melakukan penangkapan terhadap beberapa orang Palestina. Syukurnya, aksi mereka berhasil dipatahkan oleh polisi Malaysia. (NarasiNewsRoom, 23/10/22)

Sejarah mencatat Palestina adalah tanah milik kaum muslim. Uskup Safronius menyerahkan kunci Baitulmaqdis kepada Khalifah Umar bin Khaththab. Penyerahan itu diikuti dengan perjanjian Umariyah pada 637 Masehi. Sejak saat itu, Palestina resmi menjadi wilayah Islam.

Pada 1095 Masehi berlangsung Perang Salib di Palestina, karena provokasi Paus Urbanus II (1095M) demi kepentingan penjajah Prancis. Kemudian dibebaskan oleh Shalahudin al-Ayyubi (02/10/1187M).

Semenjak pembebasan ini, Palestina menjadi milik kaum muslim dengan status sebagai tanah kharajiyah. Pada masa Khilafah Utsmaniyah, Theodor Herzl mencoba mengambil Palestina. Namun, saat itu khalifah Abdul Hamid II tegas menolak permintaan Herzl.

Dari catatan sejarah di atas, terlihat bahwa pemimpin atau kaum muslim tidak pernah sedikit pun memberikan ruang bagi kaum kafir untuk mengoyak Palestina. Bagi kaum muslim, sangat jelas bahwa Palestina adalah warisan Islam, sedangkan Israel tidak berhak atas tanah itu.

Konflik Israel dan Palestina merupakan akibat dari tidak adanya satu kepemimpinan umat Islam. Bagai anak ayam yang kehilangan induknya, itulah peribahasa yang cocok untuk menggambarkan kaum muslim saat ini.

Saat ini umat Islam terkungkung nasionalisme. Padahal, nasionalisme sesungguhnya adalah trik Barat untuk memecah belah kaum muslim menjadi beberapa negara. Dengan adanya paham ini, akhirnya kaum muslim tidak lagi menganggap masalah Palestina sebagai persoalan dunia Islam, tetapi hanya problem rakyat Palestina sendiri.

Rasulullah saw. bersabda:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR Bukhari No. 6011 dan Muslim No. 2586)

Jadi Satu-satunya cara untuk menyatukan kaum muslim adalah dengan mewujudkan junnah (perisai) kepemimpinan Islam, yang menjadikan Islam sebagai landasan hukum. Yaitu negara yang mengambil Islam sebagai mabda (ideologi). Negara seperti ini dikenal dengan nama Khilafah. Sebagaimana juga bisyarah atau kabar gembira bagi Rasulullah saw. dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad bahwa akan tegak kembali Khilafah kedua yang mengikuti manhaj kenabian.

Setelah umat muslim, bersatu, Khilafah akan mengerahkan segala daya dan upaya untuk membebaskan Palestina. Jadi, hanya Khilafah yang akan membuat mimpi pembebasan Palestina menjadi nyata. Wallahualam bissawab.

[LM, Ak]

Please follow and like us:

Tentang Penulis