Pemuda, Mau ke Mana di Masa Depan?
Oleh: Aprilya Umi Rizkyi
(Pegiat Literasi, Perindu Jannah)
Pemuda, setelah membaca kata tersebut banyak hal yang terlintas dalam benak kita. Mulai dari remaja, gejolak yang membara, pembawa perubahan, kekuatan yang memuncak, keberanian yang luar biasa, gerakkan yang super cepat dan lain sebagainya.
Tanggal 20 Mei 1908 dijadikan sebagai hari kebangkitan Nasional. Di mana hal itu merupakan cikal-bakal pergerakan-pergerakan yang di kemudian hari dalam memperjuangkan Indonesia merdeka. Budi Utomo adalah pelopor dari pergerakan ini.
Kurang lebih seratus tahun sejak berdirinya, banyak peristiwa bersejarah yang bangsa ini lalui. Dari tahun 1928 adanya hari kebangkitan Nasional, 1945 proklamasi kemerdekaan Indonesia, 1966 adanya gerakan proklamasi, 1998 adanya gerakan orde baru. Di mana pada tahun-tahun tersebut pemuda bangsa Indonesia bergerak menjadi agen perubahan. Pendongkrak dan pembaharu dalam mengubah tatanan kehidupan bangsa dan negara, khususnya dalam perubahan di bidang sosial dan politik.
Hal ini akhirnya melahirkan tokoh-tokoh muda yang maju di garda terdepan pada zaman kemerdekaan. Misalnya Soekarno, M Hatta, Moh Yamin, Jenderal Sudirman, Syahril, M Natsir, MH Thamrin dan lain sebagainya. Hal ini semakin memperkuat dugaan dan membuktikan bahwa peran pemuda sangat strategis dalam perjuangan memerdekakan Indonesia. Sehingga tanggal 28 Oktober 1928 diperingati hari sumpah pemuda.
Pada 28 Oktober 2022 telah 92 kali diperingati adanya hari sumpah pemuda. Dahulu peran pemuda adalah berjuang melawan penjajah dan berjuang agar Indonesia merdeka. Namun saat ini, setelah 17 Agustus 1945 peran pemuda adalah mengisi kemerdekaan.
Dalam Undang-undang No. 40 tahun 2009 tentang pemuda. Pasal 17 ayat 3 disebutkan peran aktif pemuda sebagai agen perubahan diwujudkan dengan pengembangan :
Pendidikan politik dan demokratisasi
Sumberdaya ekonomi
Kepedulian terhadap masyarakat
Kepedulian terhadap lingkungan hidup
Pendidikan kewirausahaan atau kepemimpinan dan kepeloporan pemuda.
Saat ini yang dihadapi oleh pemuda bangsa Indonesia adalah perubahan teknologi 4.0 merupakan tantangan yang harus dihadapi olehnya. Bisakah pemuda memanfaatkannya dan mengikuti kemajuan teknologi dan informasi atau hanya menjadi penonton dalam gemilangnya teknologi dan informasi. Seharusnya adanya kemajuan teknologi dan informasi ini mampu untuk mendongkrak para pemuda untuk berkreasi dan berinovasi bukan sekedar sebagai konsumtif semata.
Apalagi didukung dengan bonus demografi untuk Indonesia saat ini adalah generasi dimana pemuda mempunyai peran penting dalam teknologi dan informasi. Dengan kata lain, digital literasi harus dimiliki oleh pemuda secara mutlak untuk menghadapi kemajuan teknologi dan informasi di masa yang akan datang. Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan juga harus dimilikinya, karena kemajuan teknologi yang begitu pesat saat ini.
Dengan adanya kemajuan teknologi dan informasi tidak menutup kemungkinan akan menjadikan pemuda malas aktif berorganisasi, bersosialisasi dan berinteraksi langsung dengan masyarakat. Sehingga melahirkan pemuda yang tidak sensitif dan peka terhadap lingkungan sekitar.
Begitu pula tak sedikit pemuda saat ini yang justru jadi korban kemajuan teknologi dan informasi. Buktinya banyaknya pemuda yang terjerumus dalam pergaulan bebas, narkoba, kenakalan remaja, tawuran dan lain sebagainya.
Semua hal ini terjadi karena adanya sistem dan peran negara yang justru mendukung semua itu terjadi. Di mana sistem kapitalisme-sekuler telah sukses menjadi pemicu terjadinya berbagai peristiwa tersebut. Betapa tidak, karena keberadaannya menjadikan pemuda saat ini jauh dari peran pemuda yang sesungguhnya. Yaitu sebagai agen perubahan.
Mau seperti apa dan bagaimana nasib pemuda saat ini dan masa yang akan datang? semua akan nampak ketika para pemuda sadar akan kebangkitan yang sesungguhnya. Yaitu dengan kesadaran dan dipimpin oleh pemikiran Islam, maka segala sesuatu yang dilakukan akan sesuatu dengan hukum Syara’.
Namun demikian, maka peran pengemban dakwah untuk terus berjuang menyampaikan kepada seluruh umat adalah sebuah keharusan. Sehingga umat termasuk pemuda sadar akan perannya yang sesungguhnya.
Di era digitalisasi ini maka pemuda tidak boleh buta akan teknologi, justru sebaliknya harus mampu menguasai dan bersaing untuk menyampaikan opini Islam di segala penjuru. Sehingga pemuda sadar akan tujuan hidup yang sesungguhnya. Yaitu beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Swt berjanji, “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS Al-A’raf: 96).
Saat ini, para pemuda dihadapkan pada pilihan, mau terus tertipu dengan aturan dan sistem yang melanjutkan penjajahan kapitalisme? Meniti perjuangan dakwah Islam menuju tegaknya Khilafah untuk terwujudnya generasi muda yang gemilang dan cerdas? Ataukah hanya diam kebingungan dan merasa tidak berdaya menghadapi realitas hidup saat ini? Allah SWT juga berfirman “Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” (QS Al Baqarah: 208). Allahu akbar!