Selamatkan Remaja dengan Syariat Islam

Siswi kontraksi saat jam pelajaran cukup menggegerkan jagat linimasa. Rupanya kehamilan siswi tersebut akibat pergaulan bebas dengan sang pacar. Akhirnya perkara tersebut diselesaikan secara kekeluargaan dan diberitakan siswi tersebut dinikahkan setelah melahirkan (10/09).

 

Ya, selain narkoba dan HIV Aids, seks bebas menjadi masalah utama remaja di Indonesia. Penelitian Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia pada 2007 menemukan, perilaku seks bebas bukan sesuatu yang aneh dalam kehidupan remaja Indonesia. Bahkan BKKBN sendiri menyatakan bahwa seks bebas kini menjadi masalah utama remaja Indonesia.

 

Mengapa saat ini seks bebas seolah menjadi biasa di kalangan remaja di negeri yang notabene mayoritas Muslim? Padahal dalam ajaran Islam sendiri sudah sangat jelas, aktivitas seks bebas atau perzinaan adalah perkara yang diharamkan oleh agama. Sebab mendasar dari semua ini adalah dijauhkannya agama dengan kehidupan termasuk remaja di dalamnya.

 

Akibatnya, pilar ketakwaan tak mewujud dalam pribadi-pribadi kaum remaja. Di sisi lain, amar makruf nahi mungkar tak berjalan di tengah masyarakat yang saat ini semakin individualistik. Akhirnya kemaksiatan dibiarkan terjadi. Prinsip “yang penting saya dan keluarga tidak melakukan perzinaan” menjadi lebih tren di masyarakat. Ditambah lagi karena negara berkiblat pada paham sekularisme akhirnya hukum agama tak lagi ditegakkan.

 

Padahal kalau dalam Islam, sudah sangat jelas, hukuman untuk para pelaku zina bukanlah dinikahkan tetapi diberikan sanksi berupa hukum cambuk bila belum menikah dan hukum rajam bila sudah menikah. Tentu saja setelah sebelumnya negara memberikan pendidikan kepada rakyat terkait sistem pergaulan laki-laki dan perempuan dalam Islam.

 

Negara pun akan menutup segala celah yang memberikan rangsangan pada para pemuda untuk melakukan perzinaan, misalnya dengan menutup media-media yang menayangkan video porno dsb. Namun, semua ini hanya akan bisa diwujudkan jika kaum muslimin mencampakkan sistem sekularisme dan menggantinya dengan sistem Islam.

 

Agu Dian Sofiyani,

 

[LM/Hw/ry]

Please follow and like us:

Tentang Penulis