Yuk, Jemput Jodoh Dunia Akhirat!
Oleh : Choirin Fitri
Ada satu potongan lirik yang asli manis banget dari sebuah nasyid yang dilantunkan Abay Motivasinger. Judul lagunya “Jodoh Dunia Akhirat”. Coba resapi!
Jodoh dunia akhirat namamu rahasia
Tapi kau ada di masa depanku
Kusebut dalam doa, ku ikhlaskan rinduku
Kita bersama melangkah ke surga abadi
Hoyo, yang belum dapat jodoh bener enggak, sih, kayak gini yang kalian rasakan? Ada harapan besar memiliki pendamping yang enggak hanya di dunia, tetapi hingga surga. Aamiin.
Emang, ya. Ngomongin masalah hati, eh, jodoh ini, enggak ada habisnya. Sampai-sampai jadi ingat satu nasihat di kala diri masih berseragam putih abu-abu, “kamu ingin jodoh seperti apa, jadilah seperti itu!”
Nah, dari sini bisa ditarik kesimpulan, bahwa jodoh adalah cermin diri kita. Kalau kata pepatah Jawa, sih, “tumbu ketemu tutup”. Artinya: wadah bertemu dengan tutupnya. Jadi, meski enggak sama bentuknya, namun saling melengkapi.
Hal ini asli selaras banget dengan firman Allah dalam surat cinta-Nya yang berbunyi :
اَلْخَبِيْثٰتُ لِلْخَبِيْثِيْنَ وَالْخَبِيْثُوْنَ لِلْخَبِيْثٰتِۚ وَالطَّيِّبٰتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَالطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبٰتِۚ اُولٰۤىِٕكَ مُبَرَّءُوْنَ مِمَّا يَقُوْلُوْنَۗ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ ࣖ
“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).”
(Surah An-Nur:26)
Sob, saat menyimak dan meresapi ayat ini kita akan menemukan dua pasangan jodoh :
Perempuan keji 🖤 Laki-laki keji = Neraka
Perempuan baik ❤️ Laki-laki baik = Surga
Nah, PR besar kita adalah memilih jodoh yang bagaimana. Sehidup seneraka dalam kemaksiatan? Atau, sehidup sesurga dalam ketaatan? Pilihan ada di tangan kita.
Namun, sayang seribu sayang kini banyak generasi muslim yang malah memilih jodoh dalam kemaksiatan. Mereka sibuk gaul bebas hingga berujung zina. Berujung aborsi, suka sesama jenis, juga berbagai kemaksiatan pergaulan yang lainnya.
Inilah buah dari sekularisme alias pemisahan agama dari kehidupan. Ide sesat ini membuat generasi saat ini menstandarkan jodoh berdasarkan hawa nafsu, bukan iman. Alhasil, kriteria yang dipatok adalah ganteng, tajir, punya jabatan, dll. Sedangkan, iman takwa dipinggirkan. Miris!
Kini banyak yang menganggap Allah hanya sebagai Pencipta bukan Pengatur. Mirisnya lagi aturan Allah dianggap enggak ada. Seakan-akan Dia enggak mengatur masalah jodoh. Yang diatur hanya urusan salat, puasa, zakat, dan haji. Padahal, dalam Al-Qur’an terpampang jelas aturan tentang jodoh ini. Iya, enggak?
Nah, kalau udah oke urusan ini, kita mesti memahami bahwa jodoh itu enggak boleh hanya ditunggu. Kita bakal bosen bin boring jika hanya menunggu jodoh. Apalagi jika enggak datang-datang, sedangkan usia kita terus bertambah.
Maka, yang benar adalah menjemput jodoh. Kita enggak akan tinggal diam. Kita bakal berusaha dan berdoa agar Allah berkenan menghadirkan jodoh dunia akhirat ini sesegera mungkin. Jodoh yang mengiringi langkah kita di dunia. Jodoh yang merangkul kita hingga surga. Pastinya Allah akan hadirkan saat kita siap dan di waktu yang tepat. Siap nunggu dong, ya?
Aneh bin ajaibnya lagi. Selama ini kita sibuk mencari laki-laki yang salih atau perempuan salihah kesana-kemari, hingga kita lupa menjadi. Kita lupa mengkaji Islam gimana sih, jadi istri atau suami yang baik itu? Gimana sih, jadi ibu yang di telapak kakinya ada surga? Gimana sih, menjadi menantu yang berkepribadian oke? Gimana sih, jadi suami yang bertanggung-jawab? Gimana sih, bisa menjadi pemimpin dalam keluarga? Iya, enggak?
Efek dari lupa akut ini, jadi banyak yang menjemput jodoh dengan kemaksiatan. Hasilnya, rumah tangga berantakan. Kalaupun baik-baik saja, keluarga enggak bisa diajak taat, semua malah sibuk bermaksiat. Astaghfirullah ..
Sedangkan, mereka yang menjemput jodoh dalam ketaatan, keberkahan keluarga akan didapatkan. Sakinah, mawaddah, wa rohmah sebagai harapan awal berumahtangga bisa diraih. Asyik, enggak?
So, pilihan ada di tangan kita. Mau menjemput jodoh dengan cara apa? Maksiat? Atau, taat?
Perlu dicatat dan diamalkan bagi seorang muslim sejati. Ketaatan adalah pilihan mutlak dan wajib dipilih untuk menjemput jodoh sehidup sesurga. Ia tidak akan berpaling pada kemaksiatan, meski dibalut dengan berbagai keindahan bujuk rayu setan. Baginya syariat Allah adalah harga mati. Syariat yang diperjuangkan hingga berkalang tanah (mati).
Bener, enggak, Sob? Harus bener dong, ya!
So, akhirnya selamat menjemput jodoh impian, ya! Jodoh sehidup sesurga! Jodoh yang akan merangkul kita untuk senantiasa taat pada-Nya! Aamiin!
Batu, 10 September 2022
[AAH/LMN]