Butuh Generasi Intelektual yang Bermoral

Lensa Media News-Masyarakat dihebohkan oleh video yang memuat mahasiswa yang mengaku non-biner atau “gender neutral”. Dalam video tersebut, dosen yang bertanya terlihat marah karena mahasiswa tersebut tetap mempertahankan dirinya dengan identitas non-biner. Sungguh miris melihat satu potret mahasiswa saat ini yang telah teracuni oleh ide sekulerisme. Padahal harapannya, mahasiswa memiliki profil yang tidak hanya memiliki intelektualitas tapi juga diiringi oleh moral yang tinggi.

Identitas non-biner sendiri sangat jelas bertentangan dengan aturan agama Islam. Karena dalam Islam, hanya dikenal dengan laki-laki dan perempuan saja. Tidak ada jenis selain keduanya. Mengapa istilah non-biner muncul? Istilah itu muncul bukanlah berasal dari Islam. Definisi itu muncul dari pemahaman yang berakar pada pemisahan agama dari kehidupan. Cabangnya adalah kebebasan berpendapat dan bertingkah laku. Bahwa seseorang bebas memiliki kebebasan mutlak untuk mengidentifikasi dirinya apakah dia laki-laki, perempuan, laki-laki perempuan atau bahkan tidak keduanya.

Pemahaman tersebut menganggap bahwa akal berada pada posisi tertinggi. Akal dijadikan acuan untuk mengukur baik dan buruk, manfaat dan bahagia yang akan didapat. Sementara itu di sisi lain, aturan agama diabaikan. Padahal, seharusnya akal itu butuh dibimbing wahyu. Karena jika agama dipinggirkan, maka itu adalah awal dari kemunduran. Sebaliknya, jika akal dibimbing wahyu maka akan menghasilkan peradaban gemilang. Tentu saja, saat ini dibutuhkan generasi bangsa yang tidak saja memiliki tingkat intelektualitas tapi juga bemoral tinggi.

Riri Rikeu

[LM/IF]

Please follow and like us:

Tentang Penulis