Palestina Butuh Satu Komando
Oleh: Ita Mumtaz
Lensamedianews.com– Gaza kembali membara. Israel dengan sejuta alasan melakukan bombardir di bumi suci. Suara ledakan yang berasal dari sebuah gedung, menewaskan 41 jiwa dan ratusan warga sipil menderita luka-luka.
Pesawat tempur Zionis Israel terus membombardir Gaza dengan mengklaim sebagai upaya pencegahan dari ancaman kelompok Jihad Islam yang diopinikan sebagai ‘teroris’. Serangan itu dilakukan saat terjadi ketegangan di seluruh wilayah Palestina karena penahanan Bassam al-Saadi, yaitu pemimpin senior dari Jihad Islam dalam serangan Israel di kota Jenin Tepi Barat.
Kekejaman dan arogansi tentara Israel terhadap muslim Palestina selama 74 tahun ini memang pantas dimusnahkan. Namun ternyata dunia hanya bisa mengecam dan mengutuk. Bahkan para pemimpin dunia melakukan standar ganda, dengan melakukan hubungan mesra di balik itu. Mirisnya negeri-negeri muslim malah berkhianat melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.
Akibat Nasionalisme
Sebab ada banyaknya pemimpin serta terpecah-belahnya negeri-negeri muslim menjadi negara bangsa, menjadikan umat Islam tak lagi peduli dengan Palestina. Mereka lemah tak berdaya untuk menolong saudaranya, karena merasa bukan bagian dari wilayahnya.
Sekat-sekat semu nasionalisme telah memisahkan kaum muslimin yang seharusnya merupakan saudara. Maka dengan tidak ada perasaan bersalah, normalisasi hubungan pun dilakukan oleh Mesir, Arab Saudi, Bahrain, Yordania, UEA, dan Turki.
Melakukan normalisasi hubungan Israel artinya mengakui entitas Yahudi sebagai sebuah negara. Dengan begitu Israel memiliki legalitas untuk melancarkan perlawanan pada rakyat Palestina dengan alasan menjaga keamanan Israel.
Umat Islam Butuh Satu Komando
Sungguh negeri-negeri muslim memiliki potensi besar andai mau bersama-sama di bawah satu komando. Israel yang merupakan negeri kecil akan ciut nyali di depan kepemimpinan negara Islam yang bersatu. Siapa yang mampu dan mau menyelamatkan Palestina dan umat Islam lainnya yang teraniaya jika bukan negara Islam yang menjadi super power?
Nyatanya berbagai bentuk bantuan sosial kemanusiaan tidak mampu menghentikan aksi brutal Israel terhadap Palestina. Bantuan dari berbagai negeri muslim memang sangat bermanfaat untuk meringankan penderitaan mereka. Namun penjajahan tetap berlangsung selama tak ada kekuatan negara adidaya yang menghancurkan Israel.
Maka dibutuhkan satu komando dari seorang pemimpin agung untuk menghentikan kekejaman Israel. Sebab tak ada cara lain selain bersatunya umat Islam dalam kekuatan global. Potensi militer umat Islam yang tercecer di berbagai negeri akan menjadi kekuatan terbesar jika disatukan. Siapa yang tidak takut dengan agresi militer umat Islam sedunia?
Namun sayang, saat ini persatuan dan kesatuan umat tinggal harapan semu. Nyatanya mereka lemah tak berdaya sebab ketiadaan kepemimpinan sedunia.
Maka tak ada solusi lain kecuali tegaknya Khilafah Islam agar ada satu komando untuk membebaskan Palestina dan negeri lain. Dakwah dalam rangka menyuarakan pentingnya persatuan kaum muslimin merupakan perkara yang wajib dan mendesak dilakukan agar umat Islam terbangun dari tidur panjangnya.
Allah Swt berfirman,
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara.” (QS Ali Imran 103). Wallahu a’lam bish-shawwab. [LM/UD]