Bang Jarwo Susanto:”Merasa Kasihan dengan Konsumen Tempe dan Gusar dengan Pasar Bebas”
Reportase – PKAD — Bang Jarwo Suswanto, perajin tempe asal Putat Jaya Surabaya mengakui, bahwa sebenarnya dia kurang setuju kalau harus mogok dagang. Dia lebih setuju demo didepan kantor gubernur, karena sepengalamannya mogok dagang belum pernah berhasil menurunkan harga kedelai,” kata Jarwo saat hadir menjadi bintang tamu kehormatan, diskusi online bertajuk, “Siapa Tahu Nasib Tempe dan Tahu.” di Insight 141 YouTube Chanel, Pusat Kajian dan Analisis Data Rabu (23/02/2022).
“Saya kasihan dengan konsumen tempe, mereka sulit mencari tempe karena produksi tempe mogok selama tiga hari. Dari pemerintahan belum ada solusinya. Kita lihat bila dalam tiga hari ke depan harga kedelai belum turun, kita akan kumpul dengan teman-teman sesama pedagang untuk menyarankan berdemo dikantor pemerintahan,” ujar Jarwo.
Jarwo menginginkan, harga kedelai segera turun. Meskipun agak sulit memang, karena pasar bebas soalnya. Jarwo melanjutkan, kalau dulu kedelai ditampung oleh Bulog tapi sekarang pasar bebas dapat dari impor Amerika.
Selain menginginkan harga kedelai bisa turun, Jarwo juga menginginkan untuk menggunakan kedelai lokal, hanya saja kedelai lokal sangat sulit didapat dan kurang menarik saat dijual,” tutur Jarwo
Jarwo juga banyak mengungkap jenis kedelai, mulai dari kedelai lokal yang kurang menarik karena bentuk dan warnanya, kemudian kedelai organik yang harganya tiga kali lipat lebih mahal, dan kedelai impor yang isi dalamnya terkadang masih bercampur jagung, kayu kecil bahkan besi kecil.”
(Hanif Kristianto, Analisis Politik dan Media)
[ry/LM]