Khilafah, Perisai Penjaga Akidah
Oleh: Yuke Octavianty
(Komunitas Pejuang Pena Dakwah)
Lensa Media News – Kita sedang tak baik-baik saja. Beragam krisis merebak. Mengancam setiap sisi kehidupan. Kehidupan yang kacau balau, tersaji, terpampang nyata di hadapan mata. Kesulitan hidup, kemaksiatan, kezaliman hingga seluruh keburukan ini menimbulkan amarah Sang Kuasa. Amarah berupa bencana alam seperti, gempa bumi, banjir, angin puting beliung, dan lain sejenisnya. Lantas, apakah kita memandang segalanya sebagai sesuatu yang wajar dan biasa saja?
Sebagai kaum muslimin, tentu kita harus sadar dan bijak. Segala keburukan ini timbul karena perbuatan buruk manusia. Perbuatan buruk yang menanggalkan aturan Sang Kuasa. Sekulerisme, pemisahan aturan agama dari kehidupan. Ditambah liberalisme, kapitalisme dan hedonisme, yang sangat kompak menciptakan kekacauan dunia. Penghapusan aturan syariat Islam yang dilakukan sejak akhir tahun 1890-an yang bertahap hingga akhirnya benar-benar tumbang pada tahun 1924. Penghapusan syariat Islam, termasuk di dalamnya penghilangan bahasa Arab sebagai bahasa nasional dan ditanggalkannya jilbab sebagai salah satu “icon” seorang muslim. Tumbangnya perisai umat, runtuhnya Kekhilafahan. Dengan tokoh utama penghancurnya adalah Kemal Attaturk. Laknatullah.
Perisai umat yang dulu menciptakan kesejahteraan selama berabad-abad. Tak terasa, telah 101 tahun, perisai itu hilang. Kini sangat sakit akibatnya. Dirasakan dunia, umumnya dan umat Islam, khususnya. Di dalam negeri ini beragam kerusakan terjadi. Salah satunya, kerusakan akidah. Merebaknya aliran sesat tanpa ada penanganan yang solutif. Merebaknya pemurtadan umat Islam karena alasan ekonomi. Hingga meningkatnya penistaan agama. Tanpa adanya perhatian dan penanganan dari negara sebagai instrumen pengayom umat. Umat bagai anak ayam kehilangan induk, karena sang induk memiliki prioritas yang berbeda dalam memandang kehidupan.
Pun demikian dengan keadaan umat dunia. Tak ada sandaran. Nihilnya penjagaan akidah umat muslim Palestina, Uighur, Myanmar, India, dan negara-negara muslim lain. Satu sama lain tak bisa saling melindungi karena terhalang “batas” nasionalisme. Rasa kebangsaan yang memisahkan ukhuwah kaum muslim dunia.
Ustadz Abu Zayid (Tabayyun Center) mengatakan bahwa 101 tahun tanpa adanya Khilafah. Umat Islam didiskriminasi dan ditindas dengan keji (mediaumat.id, 27/2/2022).
Cendekiawan Muslim Indonesia, Ustadz Muhammad Ismail Yusanto, dalam acara ekspo Rajab 1443 H, mengungkapkan bahwa ada tiga bonggol dampak signifikan tidak adanya Khilafah. Terkait ukhuwah Islamiyah, penerapan syariat secara kaffah, dan penyebaran Islam di dunia (kabar.muslimahnews.net, 27/2/2022).
Saat sistem yang dipijak adalah sistem yang salah, seluruh tujuan utama dunia tak akan pernah mungkin terlaksana sempurna. Akhirnya berakhir dengan kesengsaraan umat dunia. Seperti yang kini terjadi.
Dalam acara yang sama, Ustadz Ismail Yusanto pun membeberkan bahwa Islam akan menjadi rahmat jika syariat diterapkan sempurna. Dan sempurnanya syariat tersebut hanya dapat terlaksana dalam Daulah. Tentu Daulah akan tercipta dalam bingkai dakwah yang istiqamah.
Hal ini pastinya tak mudah. Namun, pasti umat bisa bangkit dengan Islam. Allah Swt. berjanji bahwa Islam akan bangkit dan berjaya kembali.
Allah Swt. berfirman, yang artinya, “Dia (Allah) telah mensyariatkan kepadamu agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan ‘Isa, yaitu tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu berpecah-belah di dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang musyrik (untuk mengikuti) agama yang kamu serukan kepada mereka. Allah memilih orang yang Dia kehendaki kepada agama tauhid dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya bagi orang yang kembali (kepada-Nya).” (QS. Asy-Syura: 13).
Syariat Islam-lah satu-satunya solusi seluruh kekacauan di dunia. Syariat dalam sistem yang shahih, yaitu Khilafah manhaj An-Nubuwwah. Menciptakan perisai bagi seluruh umat dunia. Menjaga kemuliaan dan akidahnya. Fajar Khilafah pasti kembali, menyatukan seluruh negeri.
Wallahu a’lam bisshowwab.
[if/LM]