Pakar Biologi Molekuler: Omicron dan Langkah Iman, Ilmu dan Imunisasi

Reportase – PKAD —”Covid dengan varian baru, Omicron itu benar ada (riil). Dari sisi penelitian laboratorium varian Omicron mampu bereflikasi lebih cepat dari varian sebelumnya. Dengan estimasi 70 kali lipat lebih cepat dari biasanya. Varian Omicron termasuk virus yang cepat penularannya, susah diobati, bisa lepas dari sistem vaksin dan bisa hilang dari deteksi PCR,”

Demikian penjelasan awal Pakar Biologi Molukelar, Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, Ph.D, di Insight ke 121, Pusat Kajian dan Analisis Data, YouTube Channel, dengan tema, “Omicron dan Kesiapan Hidup Berdampingan Dengan Covid-19,” Jumat, 31 Desember 2021.

Pakar biologi molekuler yang akrab di panggil, Pak Ahmad ini, lebih jauh menjelaskan, bahwa daya rusak varian Omicron terhadap sistem kekebalan tubuh, sama halnya dengan varian sebelumnya.

“Akan tetapi, varian Omicron ini muncul disaat populasi manusia sudah tervaksinasi dan pernah terinfeksi, sehingga peta masuk virus ini beda dengan varian sebelumnya,” urainya

“Orang yang sebelumnya pernah terinfeksi, memang cenderung memiliki antibodi lebih kuat terhadap virus ini, tetapi masih bisa terinfeksi. Begitu juga orang yang pernah divaksin masih tetap berpeluang terinfeksi, karena ruang masuk virus adalah rongga pernapasan atas, sementara vaksin diberikan di lengan, sehingga daya kerja vaksin lebih kebagian rongga bawah pernapasan,” terangnya

Lanjutnya, varian Omicron pada saat ini memang tidak seperti varian sebelumnya, yang sempat melumpuhkan fasilitas kesehatan karena sangat banyaknya yang terinfeksi. Tetapi perlu dicermati dampak jangka panjangnya,” jelas Ahmad

“Data yang ia terima, banyak bermunculan kasus diabetes pada orang yang sebelumnya tidak memiliki riwayat diabetes (salah satu daya rusak virus covid), demikian juga bermunculan kasus long covid. Meskipun saat ini tak ada gejala daya rusak, akan tetapi kita lihat 10 sampai 11 tahun ke depan,” imbuhnya

“Kita tidak bisa katakan bahwa saat ini kita sudah aman”

Melihat virus dapat menginfeksi orang yang sudah vaksin dengan cara masuk pada bagian rongga atas pernapasan, maka ia berharap penggunaan masker pada saat kita berinteraksi (ngobrol) masih tetap dilakukan.

Sebagai orang yang memahami persoalan ini, ia mempertanyakan masyarakat yang belum melakukan vaksinasi. Menurutnya, vaksin merupakan wilayah ikhtiar manusia yang harus dilakukan. Ia mengajak kepada masyarakat untuk mendapatkan vaksin yang sahih, dan bagi yang belum merasa vaksin, jangan ngibul dengan mengaku sudah vaksin karena itu termasuk membohongi diri sendiri dan Allah Swt. Bagi yang sudah vaksin jangan takabur karena masih berpeluang terinfeksi, dan kita harus bersabar dengan protokol kesehatan yang kita lakukan.

Covid merupakan ujian unik bagi manusia dan kita semua berharap ujian ini segera berakhir. Yang terpenting bagaimana kita masih mengamalkan ikhtiar kita di dunia dan bersiap menghadapi hisab diakhirat. Oleh karena itu, selalu gunakan tiga hal amaliah, yakni, iman, ilmu dan imunisasi.

 

(Hanif Kristianto, Analisis Politik dan Media). 

 

[ry/LM].

Please follow and like us:

Tentang Penulis