Wacana Bisnis Obat Cacing, Bikin Rakyat Merinding
Oleh: Yuke Octavianty, SP
(Komunitas Pejuang Pena Dakwah)
Lensa Media News – Ivermectin sedang naik daun. Obat jenis ini merupakan obat antiparasit yang digunakan untuk mengatasi penyakit akibat infeksi cacing. Namun, mengapa belakangan, merek dagang invermectin banyak menjadi perbincangan publik?
Pasalnya, obat ini diduga dapat menyembuhkan penyakit karena infeksi Covid-19, yang kini tengah mewabah di seluruh negara. Padahal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga belum memberikan persetujuan terkait penggunaan Ivermectin untuk pasien Covid-19, kecuali dalam uji klinis. Di Indonesia, Ivermectin tengah menjalani uji klinis di 8 rumah sakit, untuk membuktikan kemanjuran obat ini dalam terapi pengobatan pasien Covid-19 (detiknews.com, 22/7/2021).
Hingga hari ini, potensi Ivermectin masih dalam pengujian. Sehingga belum bisa dipastikan betul, obat tersebut efektif membunuh virus Covid-19 atau tidak. Dalam penelitian di Monash University dan Doherty Institute menyebutkan bahwa Ivermectin memiliki potensi dalam membantu pengobatan pasien Covid-19 (detiknews.com, 22/7/2021). Potensinya adalah Ivermectin dapat melemahkan inang virus, sehingga dapat menurunkan kemampuan virus. Namun, hal ini masih dalam skala di laboratorium. Masih perlu pengujian lagi terkait lainnya.
Fakta tentang Ivermectin diendus buas oleh para kapitalis. Ujung-ujungnya digunakan untuk mengeruk keuntungan dari penderitaan yang tengah dialami penduduk saat ini. ICW (International Corruption Watch) menduga adanya hubungan antara PT Harsen Laboratories, produsen obat Ivermectin dengan Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko dan politikus PDIP Ribka Tjiptaning (tempo.com, 22/7/2021). Peneliti Korupsi Politik ICW Egi Primayogha, menyatakan , jejaring tersebut menunjukkan dugaan adanya upaya mencari keuntungan di tengah krisis pandemi lewat relasi politik.
Sungguh mengerikan skenario para kapitalis. Berusaha mengeruk keuntungan dari penderitaan rakyat. Rakyat yang sedang sakit dan merana, justru malah dipalak. Padahal, negara seharusnya menjamin kesehatan rakyatnya. Inilah gambaran busuk birokrasi kapitalis. Bertumpu pada sistem yang cacat, pasti menciptakan kesengsaraan bagi umat.
Dalam sistem Islam, penguasa negeri adalah pemimpin dan penjaga bagi rakyatnya. Bukan malahan menomorsatukan kepentingan para pengusaha dan pemilik modal. Prioritas utama adalah nyawa rakyat seluruhnya.
Rasulullah SAW bersabda, “Siapapun pemimpin yang menipu rakyatnya, maka tempatnya di neraka” (HR Ahmad). Negara dengan sistem Islam-lah, satu-satunya sistem dan institusi yang dapat menjaga rakyatnya. Menjamin seluruh kebutuhan umat. Mulai dari sandang, pangan, papan hingga kesehatan. Allah SWT menciptakan aturan Islam dengan segala kesempurnaannya untuk mengatur setiap segi kehidupan.
Berdasarkan buku “Menggagas Kesehatan Islam” yang ditulis KH. Hafidz Abdurrahman dan kawan-kawan, pada era Kekhilafahan Abbasiyah, negara menjamin kesehatan rakyatnya dengan kualitas kesehatan nomor satu tanpa membeda-bedakan lingkungan, strata sosial dan tingkat ekonomi. Semua rakyat mendapatkan pelayanan yang terbaik dari negara. Salah satu program negara saat itu adalah program rumah sakit keliling. Sehingga kesehatan umat di seluruh negeri pun terjamin. Tidak terkendala tempat ataupun biaya. Pengurusan nyawa rakyat yang sungguh luar biasa. Karena sistem yang digunakan adalah sistem Islam yang haq. Sistem shahih pasti melahirkan kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan umat.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam QS At-Taghabun :12 yang artinya: “Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul. Jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanah Allah) dengan terang.”
Jelaslah dalam ayat tersebut, wajibnya kaum muslim untuk taat sepenuhnya kepada syariat. Baik terpaksa maupun ikhlas, taat syariat hukumnya wajib. Sehingga memperjuangkannya pun, wajib adanya. Lantas masihkah kita mengabaikan perintah Allah dan seruan Rasul-Nya? Padahal pintu pengampunan Allah selalu terbuka untuk seluruh makhluk yang dengan ikhlas melakukan taubatan nasuha.
Semua syariat yang Allah tetapkan pasti untuk maslahat umat. Karena Allah-lah pencipta kehidupan. Dan Maha Sempurna pengetahuanNya tentang segala ciptaan.
Wallahu a’lam bisshowwab.
[ry/LM]