Al-Aqsha Memanggil, Buzzer Menggigil

 

Indonesia dikenal sebagai saudara dekat Palestina. Sangat sering media meliput betapa deras dan konsisten dukungan moril dan materil rakyat Indonesia bagi kemerdekaan Palestina agar lepas dari cengkeraman Zionis. Namun kini, mulai nampak duri dalam daging bagi empati negeri zamrud khatulistiwa ini.

Seiring semakin dominannya dunia media sosial dalam menggiring opini, isu Palestina tak lepas dari garapan para buzzer. Setelah berhasil memecah-belah pandangan politik menjadi dua kubu ekstrim, rakyat Indonesia kini digiring untuk mengurangi bahkan meniadakan empati bagi Palestina dengan dalih: “urus yang dekat saja dulu”. Para buzzer bayaran ini seakan lupa, atau bahkan mungkin tak pernah tahu bahwa Palestina adalah negara paling berjasa saat Indonesia baru saja memproklamasikan kemerdekaan. Ya, Palestina adalah negara pertama yang mengakui kedaulatan negeri dengan penduduk Muslim terbanyak ini hingga bisa lepas dari belenggu penjajahan.

Maka, selain nilai humanis, buzzer murahan ini mulai ingin mengikis nilai historis antara Indonesia dengan Palestina. Tapi, tentu rakyat Indonesia tidak semuanya buta sejarah dan buta mata hati. Alhamdulillah masih banyak rakyat bahkan influencer yang mampu dan mau menggalang dana miliaran rupiah hanya dalam tempo beberapa hari. Ini menunjukkan masih sangat tinggi empati dan solidaritas rakyat Indonesia terhadap perjuangan Palestina.

Namun tentu perjuangan rakyat Indonesia khususnya Muslim bukan hanya diharapkan dalam bentuk donasi dan doa semata. Palestina sebagai entitas yang kini dijajah secara brutal oleh Zionis Israel butuh solusi tuntas melebihi donasi semata. Perlu ada pelindung nyata yang mampu tegas menyatakan dan menghentikan kebiadaban Zionis Israel dan mengusir mereka selamanya dari Bumi Palestina. Kita tentu sudah putus harapan pada PBB yang keseluruhan resolusinya dianggap angin lalu oleh Israel yang bebal. Kita butuh rival seimbang dalam political power dan itu hanya bisa diwujudkan dengan lahirnya eksistensi negara Islam yang kuat dan meneladani sistem politik serta pemerintahan nubuwah dan para khalifah penerusnya. Sehingga kehormatan penduduk dan negeri-negeri Muslim tidak akan diinjak-injak bagai keset usang oleh komplotan pengungsi yang berevolusi jadi penjajah bengis. [Faz]

Yuyun Novia
(Revowriter Chapter Bogor)

Please follow and like us:

Tentang Penulis