Refleksi Idul Fitri: Saatnya Terapkan Syariah Kaffah
Oleh: Sri Retno Ningrum
(Pegiat Literasi)
Lensa Media News – Gema takbir berkumandang di seluruh penjuru dunia, menandakan hari kemenangan sudah tiba setelah selama sebulan kaum muslimin menjalankan ibadah puasa. Ya, itulah hari raya Idul Fitri. Kaum muslimin pun menyambut momentum tersebut dengan kegembiraan sebab Islam mengajarkan untuk bergembira dalam menyambut hari raya nan fitri ini.
Akan tetapi, tak bisa dipungkiri bahwa keadaan kaum Muslimin sekarang ini belum sepenuhnya bahagia. Pasalnya, berbagai penindasan, kezaliman, pengusiran bahkan pembunuhan menimpa negeri-negeri Muslim. Misalnya, Palestina yang masih dijajah Israel. Pada akhir Ramadan kemarin, rakyat Palestina dilempari peluru karet dan granat saat sedang beribadah di Masjid Al-Aqsha.
Kaum muslimin Rohingnya (Myanmar) masih terusir dari negerinya. Muslim Uyghur, Kazakh masih ditahan di kamp-kamp Pemerintah Cina sejak tahun 2017. Diperkirakan sekitar sejuta warga dan para perempuan disiksa sebelum diperkosa. Larangan penggunaan jilbab terjadi di Belanda, Spanyol, Italia, Rusia, Jerman dan sebagainya. Begitulah keadaan kaum muslimin.
Adapun negeri-negeri Islam yang tidak mengalami penyiksaan, penindasan dan pembunuhan, mengalami penjajahan pemikiran. Mereka terjajah oleh pemikiran sekularisme (pemisahan agama dan kehidupan) sebagaimana yang terjadi di negeri ini.
Meskipun Indonesia adalah negeri mayoritas muslim, namun aturan-aturan yang diterapkan dalam bernegara tidak menjadikan Islam sebagai pedoman hidup. Sebaliknya, negeri ini dengan rela menerapkan sistem sekuler yang berasal dari kafir penjajah. Hal ini menimbulkan beragam permasalahan seperti dekadensi moral, pergaulan bebas, korupsi, penyimpangan seksual, KDRT, dan sebagainya.
Berbagai keburukan yang menimpa negeri-negeri islam seolah-olah menihilkan julukan ‘khoiru ummah’. Perayaan Idul Fitri pun tampak seperti hanya perayaan tahunan semata karena sejatinya kaum muslimin masih terjajah, baik fisik maupun pemikiran.
Kemenangan sejati adalah saat kaum muslimin menerapkan syariah Islam secara total dalam kehidupan. Islam diterapkan dalam bentuk negara yang disebut khilafah sehingga kaum muslimin akan mampu menjalankan syariat islam secara keseluruhan. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam surat Al-Baqarah ayat 208: “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.”
Ketika kaum Muslim menerapkan syariat Islam secara kaffah, maka terwujudlah ketakwaan hakiki. Inilah hakikat kemenangan yang sebenarnya. Ketika syariat Islam diterapkan secara kaffah dalam bentuk Khilafah, maka tercabutlah pemikiran sekuler dalam tubuh kaum muslimin.
Untuk itu, marilah pada momentum hari raya Idul Fitri ini, kita berjuang semaksimal mungkin menegakkan Islam demi terwujudnya Khilafah. Keberadaan khilafahlah yang membuat kaum muslimin sepenuhnya bahagia sebab mereka akan memiliki perisai atau pelindung. Kaum muslimin pun akan memiliki kesamaan perasaan, pemikiran dan peraturan, yakni Islam. Walhasil Islam niscaya akan membawa rahmat bagi semesta alam.
Wallahu’alam bishawwab.
[lnr/LM]