Saatnya Mewujudkan Media yang Ramah Masyarakat
Setahun sudah kita hidup dalam pandemi. Selama itulah masyarakat harus menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru yakni “di rumah saja”. Ada pun seluruh aktivitas hampir semuanya dilakukan secara online.
Banyak masyarakat yang sudah jenuh karena banyak di rumah saja. Akhirnya, tidak sedikit yang kemudian mengalihkan kejenuhannya dengan menonton televisi. Menonton televisi kini menjadi salah satu hiburan sekaligus obat mujarab bagi kejenuhan dan stres masyarakat.
Bagi para pelaku usaha media tentu menjadi peluang yang sangat menggiurkan. Tak heran banyak saluran televisi yang berlomba-lomba menayangkan tontonan yang menyedot perhatian masyarakat. Namun sayang, di era kapitalisme yang hanya mementingkan keuntungan, standar mutu tak lagi diperhatikan.
Tak sedikit tayangan yang menampilkan cerita kekerasan, percintaan bahkan pembunuhan yang tak ramah anak. Namun, demi rating dan uang, hal ini tak dipedulikan. Padahal, media memiliki peran strategis dalam mewujudkan masyarakat yang kokoh dan cerdas.
Sayang, nilai-nilai kapitalisme telah menggerus idealisme yang seharusnya dimiliki media. Media tak lagi menjadi sarana efektif dalam proses mengedukasi masyarakat. Di era kapitalisme yang menonjol dari media tak lebih sekadar pemberi hiburan saja.
Berbeda dengan kapitalisme, Islam memandang media memiliki peran strategis dalam membangun masyarakat islami yang kokoh dan cerdas. Sehingga Islam tidak akan memberikan ruang bagi penyebaran pemikiran dan pemahaman yang rusak dan merusak, pemikiran sesat dan menyesatkan, kedustaan dan berita manipulatif. Media menjadi “penyambung lidah” penguasa kepada rakyat. Dalam rangka mewujudkan kebaikan dalam kehidupan masyarakat.
Begitulah perbedaan antara kapitalisme dan Islam dalam menempatkan posisi media. Melihat perbedaan yang sekilas saja akan terlihat hanya Islam yang akan mampu mewujudkan media yang ramah terhadap kehidupan masyarakat. Adapun kapitalisme, ia justru mengeliminasi fungsi media sekaligus menggerus idealismenya. Sungguh, sudah saatnya kita campakkan sistem kapitalisme dan kembali pada pangkuan sistem Islam.
Agu Dian Sofiyani
[LM/Hw]