Tol Japek (Jakarta-Cikampek) II elevated baru saja dibuka beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 15 Desember 2019. Namun seiring dengan dibukanya tol Japek kontroversi terus terjadi. Dimulai dari kritikan netizen dengan terlalu bergelombangnya struktur jalan tol Japek II elevated yang bikin mual, belum adanya rambu-rambu yang memadai, juga rest area.

Sambungan expantion joint pun, tidak mulus bisa mengakibatkan lompatan kendaraan saat melaju di atas kecepatan 80km/ jam, hingga laporan sudah adanya korban kecelakaan yang terjadi. Maka dinilai terlalu memaksa untuk dioperasikan.

Meski Basuki Hadimuljono selaku menteri PUPR mengatakan bahwa Japek Elevated II aman karena sudah dilaikfungsikan, sudah diuji beban dan aman, tetap saja masyarakat merasakan tidak adanya rasa aman dan nyaman saat berkendara di jalur tersebut.

Tol Japek II yang sekiranya dapat menjadi tol harapan justru malah membahayakan masyarakat. Alih-alih dapat mengurangi kemacetan justru menjadi proyek era Jokowi yang kontroversial.

Dalam sistem Islam, sarana prasarana seperti kebutuhan rakyat terhadap jalan menjadi prioritas. Dibuat seaman dan senyaman mungkin serta diupayakan bisa gratis agar dapat dipakai untuk kesejahteraan rakyat seluas-luasnya.

Lebih dari itu, Allah akan meminta pertanggungjawaban atas apa yang penguasa telah berikan pada rakyatnya. Apakah dapat bermanfaat atau malah sebaliknya membahayakan.

Dalam sistem Islam seorang Khalifah akan memastikan jalan yang akan dilalui rakyatnya dalam keadaan aman, tak rusak atau berlubang, bahkan tidak membahayakan seekor domba yang melintas sekalipun.

Wallahu a’lam.

Emma Elhira – Kayumanis

 

[ln/LM] 

Please follow and like us:

Tentang Penulis