Rezim Alergi Khilafah dan Jihad
Oleh: Neng RSN
LensaMediaNews – Narasi jahat dan sesat tak henti-hentinya diarahkan kepada Islam dan umatnya. Atas nama melawan radikalisme, mulai dari cadar dan celana cingkrang dipersoalkan, masjid diawasi, majelis taklim didata, adanya syarat ustaz majelis taklim, kini materi tentang khilafah dan jihad diotak-atik.
Kementerian Agama (Kemenag) melakukan revisi terhadap konten-konten ajaran terkait khilafah dan jihad dalam pelajaran agama Islam di madrasah. Hal itu ditegaskan dalam Surat Edaran B-4339.4/DJ.I/Dt.I.I/PP.00/12/2019 yang ditandatangani Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kemenag Ahmad Umar (cnnindonesia.com, 08/12/2019).
Inilah salah satu siasat busuk rezim dalam monsterisasi Islam, simbol dan ajarannya. Sungguh bukti rezim alergi terhadap ajaran Islam, alhasil Islamophobia menjangkiti sebagian umat Islam di negeri ini.
Alergi Akut
Islam adalah agama yang sempurna dan tidak butuh direvisi, Allah Swt menegaskan dalam firmanNya:
“Pada hari ini, telah Kusempurnakan agama kalian untuk kalian, dan telah Kucukupkan Nikmat-Ku bagi kalian, dan telah Kuridai Islam sebagai agama kalian.” (QS. Al Maidah: 3).
Dalih Kemenag bahwa pembahasan khilafah dan jihad tidak dihapus tapi diperbarui agar lebih konstruktif dan produktif adalah tuduhan jahat bahwa ajaran Islam yang dipahami apa adanya (sesuai pemahaman kitab mu’tabar) bersifat destruktif dan kontraproduktif. Ini merupakan pendistorsian ajaran Islam.
Sebaliknya dengan memberi makna baru pada ajaran Islam tentang khilafah dan jihad yang sejalan moderasi berarti menghadirkan makna ajaran Islam tanpa landasan kitab mu’tabar. Inilah ciri rezim sekuler liberal yang mengarahkan umat pada ajaran menyesatkan.
Allah Swt berfirman :
“ Dan bila dikatakan kepada mereka, “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi!” Mereka menjawab, “ ” Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.”(Qs Al-Baqarah:11-12).
Allah Azza wa Jalla menyebut orang-orang munafik sebagai orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi, karena buruknya perbuatan maksiat yang mereka lakukan dalam menentang Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dengan menghapus atau merevisi ajaran Islam, sama halnya menabuh genderang perang dengan Allah Swt sebagai sang pembuat hukum. Ini juga semakin menunjukkan bahwa seberapa besar ketakutan rezim terhadap ide yang mereka katakan utopis kini terlihat geliat kebangkitan dan kesadaran umat terhadap sistem Islam.
Wahai Penguasa Tidak Takutkah kepada Allah SWT
Khilafah dan jihad sampai kapan pun akan tetap menjadi bagian ajaran Islam. Sekalipun orang kafir dan munafik berani merevisi atau menghapusnya agar tak sampai pemahaman itu di tengah-tengah umat. Namun ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat dan Maha berkuasa. Ketika musuh Islam ingin memadamkan cahaya Islam dengan makar-makar jahat yang telah terencana, sesungguhnya makar Allah lebih dahsyat.
Sejatinya Ilmu, harta dan kekuasaan adalah anugerah Allah. Tepatnya milik-Nya, segala sesuatu yang dititipkan kepada manusia. Maka tak pantas manusia berbuat sombong dengan amanah kekuasaannya? Segeralah bertaubat sebelum Allah Swt timpakan balasannya kepada siapa saja yang sombong menentang-Nya. Allah juga akan segera memberi balasan bagi siapa saja yang merusak syari’at-Nya.
Allah Swt menegaskan hukuman (had) bagi mereka yang memerangi Syari’at-Nya:
“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. ” (QS. Al Maidah: 33).
Ketahuilah khilafah adalah janji Allah dan kabar gembira dari Rasulullah Saw. Keberadaannya sebuah keniscayaan. Sebuah bisyarah rasul akan kembalinya khilafah menjadi harapan umat. Sesulit apa pun medan dakwah yang akan dihadapi, semoga kita termasuk di dalam barisan neo Al-Fatih.
“…tsumma takunu Khilafatan ‘ala minhaji nubuwwah“
“…akan kembali Khilafah sesuai metode kenabian.” (HR. Ahmad)
Wallahua’lam bishowab.
[ry/LM]