Air Mata Umat Islam pada Aksi Damai 212

Air mata jutaan umat Islam tumpah di Monas, Jakarta pada Senin lalu. Suasana haru sekaligus pilu menyelimuti rongga-rongga dada mereka. Mengingatkan kenangan pada aksi di tahun-tahun sebelumnya. Bagaimana tidak, di tahun 2017 persatuan umat untuk membela Alquran yang telah dinistakan begitu menggelora. Umat terpanggil dari seluruh penjuru bumi pertiwi. Mengorbankan harta, tenaga, waktu, dan semua yang dipunya sebagai pembuktian cinta bela Alquran.

Tahun 2018 kembali umat merasakan perih, saat bendera tauhid, benderanya Rasulullah Saw dibakar dengan sangat arogan. Kini di akhir tahun 2019, lagi-lagi hati umat tersayat. Untuk kedua kalinya seorang putri proklamator menghina Islam. Setelah membandingkan suara azan dengan kidung, cadar dengan konde, kali ini Alquran dibandingkan dengan Pancasila, serta Rasulullah Saw dengan Soekarno.

Berkali-kali umat menuntut keadilan bagi penista Islam. Sayangnya, penistaan demi penistaan malah semakin menjadi. Tanpa rasa malu dan takut sedikit pun. Bahkan terpidana penista agama, telah dibebaskan dengan kursi jabatan yang siap diduduki. Ironis. Barisan umat dan ulama saja ternyata belum cukup menyudahi penghinaan dan penistaan yang menyakiti hati umat. Nyatanya, keadilan hanya bisa dinikmati lingkaran penguasa. Inilah alasannya mengapa air mata umat seakan tak pernah kering.

Di sinilah penting dan gentingnya institusi yang menaungi umat Islam, yang memiliki kekuatan hukum mengikat dengan syariat. Sebab tanpa penerapan syariat Allah di muka bumi, terpenuhinya keadilan ibarat menegakkan benang basah. Ajaran Islam bukan hanya diabaikan, tapi juga dihinakan, dinista, bahkan dikriminalisasi. Saatnya menghentikan air mata pilu umat, dengan tegaknya Khilafah Islam. Janji Allah SWT itu pasti terjadi. Satu-satunya jalan mewujudkannya adalah dengan dakwah Islam Kaffah. Hingga kerinduan umat terhadap syariat Islam melahirkan perjuangan penegakkannya. Istiqamah di jalan dakwah meskipun para pembenci Islam pasti menghadang.

 

Dede Yulianti

 

[ah/LM] 

Please follow and like us:

Tentang Penulis