Pemahaman yang Tak Otomatis Diwariskan
Oleh: Marwa
LensaMediaNews – Sekali lagi, negeri ini dibuat gaduh dengan pernyataan kontroversial oleh seorang putri proklamator, Sukmawati Soekarnoputri. Dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Sukmawati membandingkan antara Pancasila dengan Alquran dan Rasulullah Muhammad SAW dengan ayahnya, Soekarno dalam perjuangan kemerdekaan.
Bukan kali ini saja Sukmawati membuat gaduh dengan melecehkan agama Islam. Pernyataan senada telah dilakukannya pada April 2018 lalu dengan membandingkan azan dengan kidung dan cadar dengan konde pada puisinya yang bertajuk ‘Ibu Indonesia’. Namun sayang, kasus ini lalu dihentikan oleh polisi meski banyaknya laporan sebagai perkara yang harus diselesaikan. Hingga kini ia mengulanginya kembali.
Jika mau membandingkan Soekarno dengan Rasul Saw. hendaknya Sukmawati belajar dari pemahaman sang ayah. Sebagaimana pernah dikisahkan oleh Al Habib Abu Bakar bin Hasan Al Atthos Azzabidi. Bahwa Saat masih menjabat sebagai presiden RI, Soekarno pernah berkunjung ke Arab Saudi pada 18 Juli 1955.
Pada kunjungannya, Bung Karno dan Raja Saudi saat itu berjalan di kota Madinah. Bung Karno lalu bertanya kepada Raja Saudi, “Di mana makam Rasulullah berada?” Raja Saudi pun menjawab, “Makam Rasulullah sudah terlihat dari sini.” Karena tanda-tanda keberadaan Masjid Nabawi sudah terlihat dari kejauhan.
Saat itu pula Bung Karno melepaskan semua atribut-atribut dan pangkat kenegaraan yang dikenakan. Kemudian Raja Saudi yang mendampinginya terheran-heran dan bertanya kepada Bung Karno, “Mengapa Anda melepaskan itu semua?” Bung Karno dengan tenang menjawab, “Yang ada di sana itu adalah Rasulullah SAW.”
Lanjutnya, “Beliau memiliki pangkat yang jauh lebih tinggi dari kita, aku, dan dirimu.” Lantas Bung Karno pun berjalan merangkak hingga ke makam baginda Nabiyullah Muhammad SAW. Kisah ini kembali disampaikan oleh Sayyid H. Muthahar yang ikut Bersama Bung Karno dalam lawatan kenegaraannya saat itu.
Satu pelajaran penting yang bisa kita ambil di sini. Begitu cinta dan hormatnya Soekarno pada Rasulullah SAW. Sementara Sukmawati sebagai pewaris Soekarno tidak otomatis mewarisi pemahaman ayahnya. Memang benar, pemahaman tidak otomatis diwarisi. Harus ada proses untuk menancapkan pemahaman. Untuk mendidik dan membina. Sehingga sebuah pemahaman bisa tertancap kuat dan benar.
Wallahu a’lam bishshowwab.
[ah/LM]