Islam Awang-Awang
Oleh : Ana Nazahah
(Revowriter Aceh)
LensaMediaNews – Setiap Muslim wajib meyakini, bahwa Islam adalah agama yang sempurna. Karena dibuat langsung oleh Allah Subhanahu wa ta’ala yang maha dalam segala. Menjadi pedoman hidup manusia. Mampu memecahkan seluruh problematika. Baik yang menimpa individu, masyarakat maupun negara.
Ya begitulah. Tak ada masalah apapun yang tidak ada penyelesaiannya dalam Islam. Hal ini adalah sesuatu yang wajib diyakini oleh setiap Muslim. Bahkan siapa saja yang meragukan kebenaran Islam dan syariatNya, bisa cacat imannya.
Namun, amat disayangkan dewasa ini kita justru melihat kebalikan dari itu semua. Ada jarak yang jauh antara Islam dan kehidupan kita. Kebanyakan kaum Muslim, secara terang-terangan berani melanggar syariat Islam. Seolah hal itu lumrah saja.
Ada yang berani meninggalkan salat wajibnya. Bergaul dengan lawan jenis tanpa batas. Yang Muslimah tidak malu mengumbar aurat. Bahkan sekadar perkataan, lisan yang tak dijaga. Bergaul bebas hingga terlibat prostistusi. Ada juga yang kerjaannya menipu, mencuri hingga korupsi. Segala model pelanggaran syariat ini mudah sekali kita temui.
Entah dimana letak identitas diri sebagai seorang Muslim. Aturan agama hanya berlaku di tempat-tempat peribadatan. Seperti masjid, pasantren dan sekolah-sekolah agama. Tak ada lagi Islam sebagai pengatur urusan umat. Yang ada hanya sekadar identitas, bahwa kita memeluk agama Islam. Tidak lebih.
Tak heran umat begitu asing dengan pemahaman agamanya sendiri. Kerap kita temui stigma negatif terhadap atribut-atribut Islam. Seperti cadar, celana cingkrang dan bendera tauhid. Lebih sadis lagi, Muslim taat malah dicurigai mencirikan kaum jihadis teroris.
Sebenarnya apa yang melatarbelakangi bencana ini terjadi? Iya. Ini bencana. Saat seorang Muslim meragukan agamanya sendiri. Merasa biasa saja berbuat maksiat. Melanggar syariat tak berdosa sama sekali. Dengan pemahaman sedikit, malah ikut- ikutan membenci syariat Allah. Sangat percaya diri dengan kesalahan dan kebodohan yang diperbuat tangannya sendiri. Jelas ini bencana.
Karena tak butuh aturan Allah, dibuatlah aturan berlandaskan musyawarah hasil pemikiran manusia yang terbatas. Yang terjadi adalah perselisihan, perbedaan dan pertentangan. Tidak menutup kemungkinan terjadinya pertikaian. Kerusakan hidup ada di seluruh lini. Persis seperti yang terjadi hari ini. Musibah datang silih berganti.
Terlebih Allah menciptakan manusia dengan potensi berbeda. Berbeda bahasa, warna kulit, adat istiadat dll. Dalam hal warna kesukaan saja, manusia bisa beda selera. Apalagi dalam menentukan aturan mengenai hajat hidup orang banyak. Dan Islam datang sebagai pemersatu dari berbagai perbedaan tersebut.
Allah SWT menurunkan Islam dan mengutus Rasulullah salallahu alaihi wassalam, semata untuk menjaga kemuliaan manusia. Mengangkat harkat dan martabatnya. Agar manusia terhindar dari perselisihan dan pertikaian. Bencana yang sangat ingin kita hindari.
Dan bencana sesungguhnya adalah di saat kita mengabaikan hukum Allah. Mungkin hari ini kita belum merasakan akibat buruk meninggalkan syariat. Atau lebih tepatnya tidak sadar bahwa kita begitu hina dan buruk di sisi Allah. Karena telah lancang mendurhakaiNya. Namun, di hari pembalasan kelak kemana kita akan mencari pertolongan?
Dan bersebab itulah, kita wajib sadar. Bagimanapun manusia itu lemah, terbatas dan serba kurang. Manusia butuh Allah. Dan Allah telah menunjuki kita jalan kebenaran. Yaitu Islam. Mengambil Islam adalah satu- satunya jalan keselamatan. Sebaliknya mencampakkan hukum-hukum Allah, adalah tindakan bodoh yang kelak akan kita sesali.
Jangan menjadi Muslim awang-awang! Berdiri tanpa landasan untuk berpijak. Membodohi diri dengan mengatakan bahwa kita akan selamat tanpa taat. Itu mustahil. Karenanya, segeralah bertaubat sebelum terlambat.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (Q. S. Al-Baqarah : 208).
[Lm/Hw]