Balada “Split Personality” Generasi Zaman Now

Oleh: Supiani
(Komunitas Remaja Islam Peduli Negeri, Serdang Bedagai)

 

LensaMediaNews- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Beriman di Jalan Mayjen Sutoyo, Gunung Malang, Kecamatan Balikpapan Kota pada Rabu, 24 Juli 2019 pun heboh setelah terjadi kasus pembunuhan yang dilakukan oleh remaja berinisial SNI (18) tahun terhadap bayinya sendiri yang baru dilahirkannya di toilet rumah sakit.

Dilansir dari Okezone.com (28/07/19) bayi berjenis kelamin perempuan itu tewas setelah mulutnya disumpal tisu toilet dan tali pusarnya dicabut. Setelah tewas, jasad bayi dimasukkan ke dalam kantong plastik dan berencana membuangnya di luar. Aksinya pun ketahuan petugas rumah sakit saat hendak melarikan diri.

Disinyalir, perbuatan SNI tersebut disebabkan lantaran belum siap menikah dan belum siap punya anak di usianya yang masih sangat muda. Sehingga, ia terpaksa melakukan perbuatan keji tersebut, yaitu membunuh anaknya sendiri.

Sungguh mengiris hati. Bayi kecil tak berdosa yang menjadi dambaan banyak orang justru kini begitu mudah untuk direnggut nyawanya. Sejatinya, usia muda bukanlah dalih untuk tidak siap menikah dan punya anak. Kesiapan untuk menikah dan punya anak harusnya berjalan seiring dengan pertumbuhan fisik.

Tapi, inilah ironi kehidupan remaja zaman now. Balada split personality pun menghinggapi kehidupan mereka. Ruang kebebasan yang diberikan sekulerisme menjadikan remaja hari ini tercabut fitrahnya. Remaja hanya berani berbuat tanpa lagi memikirkan konsekuensinya. Kemaksiatan pun menjadi hal lumrah hingga akhirnya mereka terlupa bahwa tiap perbuatan kelak akan dimintai pertanggungjawaban dan akan mendapatkan balasan.

Pendidikan dan lingkungan yang melingkupi remaja hari ini hanya menjadikan remaja dewasa secara fisik semata. Bukan dewasa secara sikap dan pemikiran sehingga siap menghadapi tiap konsekuensi dari perbuatannya. Remaja Islam terutamanya, harusnya mampu menentukan sikap sesuai jati dirinya sebagai seorang muslim. Tidak akan terjebak dalam jeratan sekulerisme yang menjauhkan dirinya dari aturan Islam bagi kehidupannya.

Walhasil, sesungguhnya negara kini telah gagal dalam membentuk generasi yang berkarakter Islam. Sebab, sejatinya negara justru menerapkan sistem kapitalis sekuler. Sistem yang menafikan peran agama dalam mengatur kehidupan.

Jelas, mendambakan remaja yang bertanggung jawab dan siap menerima konsekuensi dari perbuatannya hanyalah akan menjadi angan. Bahkan yang fatal adalah remaja zaman now justru terpuruk dalam perbuatan sia-sia bahkan maksiat. Termasuklah seks pranikah yang kini malah mulai dianggap biasa.

Islam bukanlah hanya sekedar agama, melainkan juga merupakan landasan berpikir dan pandangan bagi kehidupan. Sistem Islam yang paripurna melindungi remaja dari kemaksiatan dan mendidik remaja dengan karakter syakhshiyyah Islam sehingga mampu menjadikan remaja sebagai manusia yang siap bertanggung jawab atas segala perbuatannya di hadapan Allah SWT dalam menjalani kehidupan dunia.

Wallahu ‘alam bish showab

 

[LS/Hw]

Please follow and like us:

Tentang Penulis