Menghancurkan Generasi Lewat Film

“Dua Garis Biru”. Rilis sebuah film terbaru tentang dunia anak muda. Klaim dari produser film ini bahwa generasi muda perlu di edukasi, agar mereka mampu berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak. Terutama tentang keluarga yang terencana.

Dua Garis Biru menceritakan tentang dua remaja sekolah menengah yang tengah di mabuk cinta hingga bablas hamil di luar nikah. Cerita seperti ini bukankah sudah sering dibuat? film dan bahkan sinetron. Namun efektifkah edukasi ini? jika melihat berita yang memenuhi media, film-film dengan genre seperti ini justru memicu para remaja untuk mempraktekkannya.

Kita lihat saja bagaimana suksesnya dua film sekuel ‘Dilan 1991’. Remaja kita disuguhi banyak adegan romantis dua anak muda yang berakhir dengan kehamilan. Alih-alih edukasi, justru mendekatkan remaja pada aktivitas maksiat.

Pacaran menjadi trendsetter dikalangan anak muda masa kini. Demikian juga fasilitas yang justru mendorong anak muda lebih masif dalam melakukan hubungan tanpa status. Merangsang mereka melakukan hal-hal yang dilarang agama.

Film memang cara efektif dalam menghancurkan generasi muda. Invasi budaya barat lewat 4 F (Fun, Fashion, Food and Film) sukses mempengaruhi pikiran para remaja untuk meniru gaya bebas tersebut. Anak-anak kaum muslim ini seolah lupa dengan identitasnya sebagai muslim.

Mereka mencampakkan ajaran Islam dalam kehidupan pergaulan. Aspek interaksi laki-laki dan perempuan ini dilanggar tanpa merasa berdosa. Mengikuti budaya barat seolah kunci peradaban modern. Sedangkan mengikuti budaya Islam itu primitif dan kuno.

Inilah kehidupan era jaman fitnah. Ajaran yang salah digenggam dengan erat, ajaran agung Islam justru dicampakkan. Sudah saatnya bagi kita para pengemban kebaikan untuk melangkah bersama mewujudkan Islam hadir dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk gaya hidup muda-mudi.

Wallahu’alam bi Showab.

Dwi Agustina Djati, Semarang

 

[LS/Ry]

Please follow and like us:

Tentang Penulis