Muslim Bangkit dan Bersatu

 Oleh : Shafiyyah

 

LensaMediaNews- Kegiatan Halal bi halal sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia, untuk menjalin silaturahmi. Kegiatan ini juga dilakukan oleh Bupati Serdang Bedagai beserta jajarannya dan keluarga besar Kemenag Serdang Bedagai. Bupati Serdang Bedagai mengatakan bahwa, pada masyarakat, orang-orang yang membawa gunting lebih banyak dari pada orang yang membawa jarum. Artinya masih banyak orang yang memecah belah umat ketimbang yang mempersatukan, baik itu seagama ataupun antar agama (GoSumut.Com, 13/6/2019).

Bupati Serdang Bedagai juga menyampaikan untuk meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan guru agama sehingga nantinya dapat memberikan pendidikan agama yang menyejukkan dan meminimalisirkan konflik-konflik keagamaan (GoSumut.Com, 13/6/2019).

Dalam beberapa waktu belakangan umat Islam dan agama lain tampak seolah ada pergolakan. Namun lebih dari itu, sesungguhnya antara umat muslim sendiri juga semakin bersitegang. Antara muslim yang satu dangan muslim saling dibenturkan dengan hal-hal yang akhirnya membuat Islam tidak terlihat sebagai rahmatan lil’alamin. Artinya masih banyak orang yang memecah belah ketimbang yang mempersatukan.

Makin rapuhnya ukhuwah Islamiah salah satunya disebabkan oleh Ashabiyah. Karena Ashabiyah ini dapat menyebabkan antar kelompok umat Islam saling mencaci, saling membenci dan saling membully. Sekelompok umat Islam menista kelompok umat Islam yang lainnya. Slogan-slogan nasionalisme, sentimen mazhab, fanatisme organisasi, sering kali digencarkan oleh sekelompok umat Islam.

Dan karena ini juga, kelompok yang berslogan NKRI harga mati, menista kelompok umat Islam lainnya yang menyerukan penerapan syariah Islam. Padahal Rasul saw, sudah bersabda :
Siapa saja yang mati terbunuh di bawah panji buta, marah, berperang atau menyerukan Ashobiyah maka matinya adalah mati jahiliah” (HR Ahmad).

Allah SWT berfirman : “Sungguh kaum Mukmin itu bersaudara….(QS Al-Hujarat : 10).

Ini adalah ikatan yang Allah berikan untuk kaum Muslim di manapun berada, selagi masih berada di atas bumi Allah. Islam menghendaki agar persaudaraan karena iman ini harus diwujudkan secara nyata dalam tindakan di kehidupan nyata, antara lain saling tolong menolong dan membela dalam kebaikan tanpa dibatasi oleh ikatan-ikatan lainnya, seperti nasionalisme, kesukuan, kemaslahatan dan ikatan kerohanian. Penderitaan yang menimpa sebagian umat Muslim di belahan bumi manapun juga merupakan penderitaan seluruh muslim. Semua dilakukan karena dorongan iman, persaudaraan karena iman.

Sebuah negara yang baik, kehidupan masyarakatnya juga baik, Masyarakatnya jauh dari sifat permusuhan dan saling membenci. Mereka justru toleransi dan saling memaafkan. Dengan itu ampunan Allah Sang Maha Pengampun akan turun. Untuk itu, sangat penting bagi kita menyadari bahwa muslim adalah umat yang satu. Rasulullah menggambarkan kaum muslim layaknya satu bangunan, yang saling menompang satu dengan yang lainnya.

Sungguh kaum Mukmin itu seperti satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lain” (HR. Al-Bukhari, Muslim, at-Tirmizi dan Ahmad).

Selain itu, Rasul juga menggambarkan kaum Mukmin layaknya satu tubuh, tak terpisahkan. “Sungguh seorang Mukmin bagi Mukmin yang lain berposisi seperti kepala bagi tubuh. Seorang Mukmin akan merasakan sakitnya Mukmin yang lain seperti tubuh ikut merasakan sakit yang menimpa kepala” (HR Ahmad).

Saatnya muslim bangkit dan bersatu. Memahami segala hal dengan memandang pada hukum syara dan bukan nafsu belaka. Tidak berselisih dalam agama. Berpegang teguh pada sumber dari segala sumber hukum, yaitu Alquran dan as-Sunnah. Eratkan persaudaraan, kuatkan persatuan, rekatkan saling cinta, maka akan lahir kekuatan, dan izzah atau kemuliaan di dunia dan akhirat. Dengan demikian Islam akan menjadi kuat, sehingga rahmatan lil’allamin bisa terwujud.

Wallahu alam bi ash-shawab.

 

[LS/Ry]

Please follow and like us:

Tentang Penulis