Ramai diberitakan portal berita online tentang pembukaan klub malam ‘halal’ yang telah dibuka di Arab Saudi. Tentu saja hal ini menuai kontroversi baik di kalangan warga Arab sendiri maupun dari masyarakat internasional.

Seperti yang telah diketahui, Arab Saudi sangat identik dengan Islam. Sebab di sanalah Rasulullah Muhammad SAW lahir, kitab suci Alquran berbahasa arab, dan di sanalah letak 2 tempat suci bagi kaum muslimin yakni Makkah dan Madinah.

Oleh karena itu, hal-hal yang berbau sekuler dan liberal amat tabu jika disematkan kepada Arab Saudi. Dunia lebih mengenal Arab dengan identitas keislamannya. Secara negara, masih banyak hukum Islam yang diterapkan secara sistemis oleh pemerintah Arab seperti hukum qishash bagi pembunuh, potong tangan bagi pencuri, rajam bagi pezina, dll.

Ketika kabar mengenai klub malam halal yang dibuka di Arab Saudi beredar, tentu saja hal ini menggelitik banyak netizen untuk ikut berkomentar. Secara hukum syara, klub malam jelas bukan bagian dari syariat dan justru cenderung haram sebab di dalamnya banyak terdapat kemaksiatan.

Maka tak ayal masyarakatpun banyak yang memprotes keberadaan klub malam di Arab walaupun dilabeli halal dengan keterangan “tidak menjual setetespun alkohol”, sebab faktor yang menjadikannya haram bukan hanya alkohol.

Oleh karenanya, sepatutnya Arab Saudi tetap mempertahankan identitas keislamannya dengan cara menerapkan syariah Islam di segala lini kehidupan, baik pada tingkat individu, keluarga, maupun negara. Identitas Islam inilah yang mengantarkan Arab Saudi dihormati dan disegani oleh muslim di seluruh dunia.

Dan seyogyanya hal itu diikuti pula oleh seluruh negara dengan mayoritas muslim, yakni untuk menerapkan syariat Islam di segala lini kehidupan. Sebab dunia ini milik Allah, sepatutnya kita menjalankan segala perintah Allah dan berhukum hanya dengan hukum-hukum Allah.

Muzsuke Abdilla, Cirebon

[Lm/Hw/Fa]

Please follow and like us:

Tentang Penulis