Rezim Panik, Khilafah dan Pengusungnya Terus Diusik

Oleh: Ratna Munjiah*

 

Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu meminta masyarakat tak terpengaruh paham khilafah. Paham ini telah masuk ke ranah pendidikan. “Ancaman khilafah ini sudah terang-terangan ingin mengganti ideologi pancasila. Ini datang untuk merusak, sudah berjalan di sekolah dan universitas,” kata Ryamizard di gedung A.H. Nasution Kementerian Pertahanan, jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu 8 Mei 2019.

 

Paham khilafah digunakan beberapa kelompok yang ingin memecah belah kesatuan Indonesia. Kelompok tersebut ingin mendirikan negara sendiri dan berpisah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menhan menegaskan paham khilafah sangat bertentangan dengan norma yang terkandung dalam Pancasila. Mantan kepala staf angkatan darat itu tak ingin paham khilafah berkembang di tengah masyarakat. (Jakarta, Rabu 8/5/2019).

 

Salah Kaprah Memahami Khilafah

Berulang terus terjadi, upaya menyampaikan dakwah Islam semakin hari semakin dijegal, pengemban dakwah diminta untuk bungkam dan menghentikan dakwahnya. Rezim saat ini terlihat begitu panik dalam menghadapi perkembangan dakwah dan persatuan umat yang sudah mulai sadar bahwa dunia perlu persatuan dalam bingkai negara Khilafah.

 

Miris tentu, tuduhan yang tidak mendasar, terlalu anti dengan khilafah. Yang menjadi pertanyaan, apakah memang anti dengan khilafah atau tidak mengetahui maksud dari khilafah itu sendiri? Sejatinya sebagai seorang muslim, kita sudah sangat jelas mengetahui bahwa Khilafah ajaran Islam dan tertuang dalam kitab-kitab para ulama yang masyhur. Tidak ada perbedaan sama sekali di antara mereka meski mereka berbeda mazhab. Khilafah adalah kepemimpinan umum atas seluruh umat dalam mengatur urusan agama dan urusan dunia. Meskipun dengan redaksi yang berbeda-beda, ulama Aswaja sepakat bahwa khilafah adalah sistem pemerintahan yang tegak di atas aqidah Islam.

 

Al-Allamah asy-Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani rahimahullah juga menyatakan, khilafah adalah kepemimpinan umum untuk seluruh kaum muslim di dunia untuk menegakkan hukum-hukum syariah Islam dan mengemban dakwah islamiyah keseluruh penjuru alam. Khilafah substansinya sama dengan imamah. Dengan demikian imamah dan khilafah memiliki makna yang sama (An-Nabhani, Al-Khilafah, hlm 1).

 

Ketidakpahaman tentang khilafah membuat rezim ini terlihat menjadi semakin zhalim, tuntutan dari rakyat yang ingin mendapatkan keadilan dianggap sebagai makar dengan membawa-bawa ide khilafah sebagai ide ekstrimis. Inilah yang akan senantiasa terjadi selama pemimpin kita setia dengan demokrasinya.

 

Sistem demokrasi akan selalu melahirkan rezim otoriter, apalagi saat kepentingannya terganggu atau terancam. Maka kekuatan suara rakyat yang menuntut keadilan dianggap sebagai sebuah ancaman nyata bagi eksistensinya dalam memegang tampuk kekuasaan.

 

Mendakwahkan Islam Untuk Perubahan

Sudah seharusnya kepemimpinan yang zhalim ini dihancukan, dan itu hanya dapat dilakukan dengan persatuan umat. Solusi perubahan secara hakiki dengan membangun ro’yul aam yang lahir dari wa’yul aam bukan sekedar kecewa atau emosi semata. Dibutuhkan perubahan yang mendasar yang mampu memahamkan umat bahwa yang terjadi saat ini karena umat/rakyat sudah sangat jauh meninggalkan sistem Islam, bahkan tidak mempercayai ajaran Islam. Salah satunya pemahaman tentang khilafah.

 

Semoga umat yang sudah paham tidak akan pernah mundur dari jalan dakwah ini, sebagaimana sahabat Rasulullah SAW yang mulia yakni Abdullah bin Rawahah ra, pernah bertutur, “Kita memerangi manusia bukan dengan senjata, kekuatan dan pasukan yang berjumlah besar. Namun, kita memerangi mereka semata-mata dengan agama yang dengan itulah Allah memuliakan kita.” (HR Ibnu Ishaq).

 

Allah SWT telah mengutus Muhammad Saw, dengan membawa petunjuk dan agama yang haq sebagai rahmat untuk seluruh alam. Manusia akan terus mengalami kesengsaraan, penderitaan hidup, kehinaan dan kezhaliman selama Islam ditinggalkan. Allah SWT berfirman: Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku sesungguhnya bagi dia penghidupan yang sempit.(QS Thaha:124).

 

Sesungguhnya perjuangan Islam dan keterlibatan kita di dalam dakwah adalah bukti penghambaan kita sebagai makhluk Allah Swt, oleh karena itu seorang muslim sejatinya tidak akan pernah melepaskan diri dari perjuangan Islam ini, kecuali jika nyawanya telah terpisah dari tubuhnya yang menjadi akhir dari kehidupannya.

 

Penolakan sekeras apapun tidak akan menghalangi bahkan menunda terwujudnya janji Allah dengan tegaknya khilafah. Oleh karena itu, kita sebagai hamba Allah janganlah pernah surut untuk memperjuangkan tegaknya janji Allah ini. Marilah senantiasa tetap bersemangat dalam memahamkam kepada umat bahwa khilafah adalah ajaran Islam. Dengan ditegakkanya khilafah maka semua permasalahan yang terjadi baik di Indonesia atau di negeri-negeri lainnya akan dapat diatasi dengan baik. Wallahu a’lam. [RA/WuD]

 

*Pengemban Dakwah Ideologis

Please follow and like us:

Tentang Penulis