Ramadan Ala Remaja Perubahan
Oleh: Ulfa Ummu Fara
(Pemerhati Generasi)
Setengah Ramadan telah kita lalui. Bulan istimewa yang begitu dirindukan. Umat muslim menyambut kedatangannya penuh suka cita. Berharap dapat meningkatkan ketaqwaan. Menyemai sebanyak-banyaknya amal kesholehan. Berlomba-lomba meraih keridhoan Robbul aalam.
Bagaimana dengamu wahai remaja perubahan? Sudakah kau mengisinya dengan kegiatan yang menyenangkan? Kegiatan untuk meraih sebanyak-banyaknya like dari Allah? Fokus memperbaiki diri di bulan yang mulia ini?
Seperti Ramadan sebelum-sebelumnya. Pastinya banyak ajakan buka bersama. Ajang berkumpul dengan sanak saudara. Juga reuni dengan teman lama. Boleh saja. Menyambung tali silaturahim. Itu malah dinjurkan. Apa lagi di moment Ramadan. Semua amal dilipat gandakan. Asalkan acara buka bersama tidak mengganggu kewajiban. Tidak membuat kita lalai dengan ibadah fardhu yang telah Allah tetapkan. Juga tidak membuat kita terlena hingga menyia-nyiakan waktu yang begitu berharga di bulan Ramadan.
Saat Ramadan acara televisi begitu menggiurkan. Dikemas dengan bungkus bernuansakan Islam. Dilabeli sebagai tayangan bermanfaat dan penuh keberkahan. Sinetron religi. Game show dan reality show yang pengisi acaranya mendadak berpenampilan Islami. Padahal intinya sama saja. Menyandra penonton untuk duduk manis di depan layar kaca. Tertawa, manggut-manggut. Seolah menemukan hiburan sekaligus pelajaran. Padahal semua itu melenakan. Membuat kita tidak sadar tengah melewatkan waktu berharga untuk memperbanyak amal.
Ujian lain saat Ramadan adalah amal yang terpublikasikan. Era digital membuat banyak orang berkecimpung di dunia maya. Sekedar mencari hiburan. Mengisi waktu luang. Menyambung silaturahim. Hinga dakwah bil qolam. Saat Ramadan tidak sedikit dari penghuni dunia maya yang mempublikasikan amalan hariannya. Tidak sadar hal ini akan menjadikan semua sia-sia. Cukuplah like dan Ridho Allah harapan kita. Jangan lagi ya menukar ridho Allah dengan ridhonya manusia. Menukar dengan pujian manusia. Jangan lagi-lagi. Sungguh kamu akan merugi.
Sahabat sholeh sholehah, banyak cara menikmati bulan Ramadan. Tidak akan habis cara memperbanyak amal kesholehan. Salat dan puasa menjadi ibadah utama. Berdoa dan bersedekah sebagai penunjangnya. Aktivitas harian yang menambah keimanan kita. Mulai dari mengikuti kajian yang biasanya ramai diadakan pada bulan Ramadhan. Menghidupkan masjid dengan tadarus Alquran. Hingga menggalang dana untuk meyediakan menu buka untuk sesama. Semua dapat menjadi penghidup ramadan bagi hamba Allah yang beriman.
Come on gaes. Kita sambut ramadan dengan suka cita. Isi hati-hari dengan kegiatan yang Allah suka. Menghindari kegiatan unfaedah. Jangan sampai Ramadan meninggalkan kita tanpa kesan. Tanpa perubahan. Tanpa peningkatan ibadah. Bukankah Ramadan Allah jadikan bulan penempa diri bagi umatnya. Menaikkan kualitas iman dan ketaatan. [RA/WuD]