Kado Terindah Kartini untuk Indonesia
Oleh: Nadia Ayuni
(Mahasiswa, Serdang Bedagai)
Ibu kita kartini pendekar bangsa
Pendekar kaumnya untuk merdeka
LenSaMediaNews–Sepenggal lirik lagu di atas tentu tidak asing di telinga kita. Juga begitu akrab di dengar oleh hampir seluruh rakyat Indonesia, sebab lagu tersebut memang biasanya diajarkan di sekolah-sekolah sejak masa pendidikan di Taman Kanak-kanak. Lagu di atas memang penuh makna jikalau diamati. Berkisah perjuangan Kartini sebagai penggerak emansipasi wanita khususnya wanita Jawa pada masa itu yang tidak memiliki hak yang sama dengan kaum pria.
Namun, tampaknya perjuangan Kartini ini terkadang disalah artikan oleh sebagian orang. Mereka beranggapan bahwa emansipasi wanita yang dimaksudkan adalah menyamaratakan antara pria dan wanita dalam segala aspek kehidupan. Sehingga mereka mengusung ide emansipasi wanita ini dengan menyuarakan kesetaraan gender dalam setiap aspek kehidupan.
Padahal, perjuangan yang dilakukan Kartini adalah berusaha untuk mewujudkan terpenuhinya hak wanita khusususnya dalam mendapatkan pendidikan setingi-tingginya. Di samping juga memberi kesempatan yang sama kepada kaum wanita untuk menerapkan ilmu yang dimilikinya sebagaimana halnya kaum pria. Sebab, memang jika dilihat secara fitrahnya, wanita dan pria adalah makhluk ciptaan Allah Swt yang sama-sama memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu.
Sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”, (H.R. Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Syaikh Albani). Dari hadis tersebut sangat jelas memaparkan tentang kaum wanita dan pria yang sama-sama berhak memperoleh pendidikan sebab hal tersebut memang kewajiban keduanya.
Jadi, upaya Kartini dalam memenuhi salah satu hak wanita agar dapat mengecap pendidikan adalah hal yang benar dan wajar. Dan perjuangan beliau adalah suatu perbuatan yang mulia. Kartini telah memberikan kado terindah bagi Indonesia berupa emansipasi wanita. Emansipasi ini mengingatkan kepada kita akan pentingnya pendidikan bagi setiap insan baik wanita maupun pria. Sebab dengan ilmu itulah yang dapat mengantarkan setiap insan untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Kita sekarang telah merasakan hasil dari perjuangan Kartini, dengan dibolehkannya kaum wanita untuk mengecap pendidikan setinggi-tingginya dan mengaplikasikan ilmunya dalam kancah kehidupan. Salah satu contohnya yaitu Tri Mumpuni yang merupakan wanita muslimah asal Indonesia. Beliau adalah ilmuwan yang menghasilkan karya yang begitu bermanfaat bagi masyarakatnya. Ia berhasil membuat Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM). Pembangkit listrik tersebut digunakan di daerah-daerah pedalaman yang sebelumnya tidak memiliki aliran listrik dari PLN (Gulalives.Co/4/4/2019).
Oleh karena itu emansipasi wanita memiliki makna mewujudkan kesamaan wanita dengan pria dalam hal pendidikan. Salah satu wujud dari emansipasi ini adalah dengan diberi kesempatan seluas-luasnya bagi kaum wanita untuk menduduki dunia pendidikan, yaitu dengan berperan sebagai pelajar bahkan pengajar atau pendidik anak bangsa. Dan emansipasi wanita ini jelas bukan menjadikan wanita dan pria sama rata dalam setiap aspek kehidupan (feminisme). Sebab memang ada posisi yang tidak bisa diduduki oleh kaum wanita misalnya terkait kepemimpinan yang dikhususkan untuk kaum pria saja. Sebagaimana dalam Firman Allah Swt. yang artinya adalah “Kaum pria itu adalah pemimpin bagi kaum wanita” (Q.S. An-Nisa : 34).
Untuk itu, hendaklah perjuangan Kartini tidak hanya dijadikan sebagai kenangan namun juga diambil ibrahnya. Salah satunya dengan mengoptimalkan peran kita sebagai wanita yang dapat memberikan kontribusi dalam memajukan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dan pengoptimalan peran tersebut hanya dapat ditempuh dengan menjadikan Islam sebagai satu-satunya landasan dalam setiap kancah kehidupan kita mulai dari keluarga, bermasyarakat bahkan bernegara. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh para pendahulu kita.
Wallahu a’lam bish-showab.
[Lm/Hw/Fa]