Tak Ada Yang Berubah, Lanjutkan Dakwah!
Oleh : Rut Sri Wahyuningsih
(Member WCWH dan Revowriter Sidoarjo)
LensaMediaNews-Hari ini, 17 April, Indonesia di seluruh wilayahnya. Hingga ke pelosok negeri. Telah berlangsung pemilihan umum. Setelahnya, semua stasiun televisi menyiarkan acara baru bertajuk Quick Count. Di seling dengan talk show, pendapat ahli hingga acara tak jelas bercampur baur. Intinya, hari ini adalah hari penentuan, apakah Indonesia akan memiliki presiden baru ataukah tidak.
Sebelumnya, banyak beredar himbauan agar tidak golput saat pemilu. Mulai meme, vlog, tausiyah para ulama, dan lain-lain. Seakan-akan menegaskan bahwa golput bukan tindakan negarawan sejati, pengecut dan bodoh karena memberikan kesempatan bagi orang yang tidak layak untuk menjadi pemimpin nantinya. Benar-benar diopinikan demikian, hanya agar sistem berjalan lancar.
Satu hal yang bisa diambil sebagai hikmah. Bahwa sebenarnya bangsa ini telah muak dengan ketidakberesan pengaturan penguasa terhadap rakyat, sehingga menginginkan perubahan. Rakyat ingin memperbaiki kehidupannya jauh lebih baik dari kemarin. Namun, jebakan demokrasi tidak bisa dihindari. Perubahan itu diopinikan bisa diraih melalui pemilu. Dan golput mereka ingkari, padahal yang golput pun bagian dari mereka yang menginginkan perubahan.
Benarkah? perubahan memang sebuah keharusan. Terutama bagi kaum muslimin hal itu adalah bagian dari keimanan sebagaimana firman Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 208)
Ada banyak syariat Allah yang belum diterapkan secara sempurna hingga hari ini. Sehingga perintah Allah kepada kaum muslim untuk masuk Islam secara keseluruhan (kaffah) belum bisa terwujud. Bahkan hingga hari ini, kaum muslimin masih berharap pada sistem buatan manusia (demokrasi) untuk mengubah nasib mereka. Padahal mereka telah memiliki Islam dan dimuliakan oleh Islam.
Seharusnya sikap yang ditunjukkan adalah tidak menyerah kepada sistem. Namun terus melakukan perjuangan, agar apa yang dituntut oleh Allah bisa terwujud. Penerapan seluruh hukum Allah tidak akan terwujud dalam alam demokrasi yang landasan dasarnya adalah sekulerisme, memisahkan agama dari kehidupan. Tak ada bedanya siapapun kelak yang memimpin negeri ini jika mereka tak secara nyata menyatakan bahwa mereka akan menerapkan seluruh hukum-hukum Allah. Menggantikan hukum manusia. Meskipun deretan ulama berada dibelakang mereka. Karena tidak ada jaminan hidup akan lebih baik selain dengan syariat.
Wahai Kaum Muslimin, ingatlah! tak ada yang berubah hari ini atau esok. Selama Islam belum mendapatkan tempat yang seharusnya maka perjuangan itu belum berakhir. Lanjutkan dakwah, karena kelak semua amal akan dimintai pertanggungjwaban oleh Allah. Sudahkah punya hujjah yang kuat dihadapan Allah ketika jari kita sudah bernoda tinta?
Ingatlah, bahwa segala penderitaan ini, hilangnya SDA dari kepemilikan umat, tak berharganya nyawa manusia karena mudahnya membunuh, lemahnya hukum, rusaknya akhlak generasi, hilangnya murwah perempuan karena dieksploitasi dan lain sebagainya karena kita masih mendua, tauhid kita telah ternodai dengan sekulerisme. Sehingga tak percaya bahwa Allah bukan saja Al Khalik namun juga Al Muddabir . Maka demi perubahan yang hakiki dan revolusioner, teruslah berjuang untuk penerapan Islam secara menyeluruh.
Wallahu a’lam bishawab.
[RA/Nr]